Soloevent.id – Puluhan karya batik rancangan 30 desainer ditampilkan di Solo Batik Fashion 2019, Sabtu-Minggu (19-20/10/2019) di Balai Kota Surakarta.
Acara dibuka dengan fashion show lurah dan camat Kota Surakarta. Mereka berjalan di atas catwalk layaknya model profesional. Mereka berlenggak-lenggok dengan memakai busana berbahan kain batik yang dibuat komunitas UMKM.
Solo Batik Fashion (SBF) 2019 dibuka oleh Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo ditandai dengan melakukan cap batik bertuliskan SBF di atas kanvas. Dalam sambutannya, Rudy mengatakan Batik merupakan salah satu kekayaan intelektual bangsa Indonesia, khususnya Solo. “Seperti kata ‘batik’ yang secara harfiah berasal dari ‘mbabar titik’ atau menghubungkan titik-titik dari lelehan malam yang dihangatkan sampai membentuk pola motif,” ujarnya Sabtu malam. Rudi juga mengajak agar lebih mencintai produk dalam negeri, terutama batik. Ini juga bertujuan untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Solo.
Karya pertama yang ditampilkan di Solo Batik Fashion 2019 dirancang oleh Owens Joe. Karya tersebut bertema “Mamayu Hayuning Bawono”. Dalam falsafah Jawa, mamayu hayuning bawono bermakna memperindah dunia.
Desainer kedua yang unjuk karya adalah Tiara Oscar. Busana rancangan bertema “Dewi” tersebut ditampilkan dalam busana kebaya anggun, lengkap dengan hiasan-hiasan di kepala.
Solo Batik Fashion ke-11 ini mengambil tema “Solo Membatik Dunia”. Event ini diharapkan bisa semakin mempromosikan batik hingga level internasional, bukan hanya untuk fashion saja, tapi juga bisa diterapkan dalam berbagai bentuk. SBF juga menjadi ajang unjuk karya para desainer lokal, khususnya tentang batik.