Soloevent.id – Mulai 8 Desember 2018, pengunjung yang memasuki gedung utama De Tjolomadoe dikenakan tiket Rp25 ribu. Pemberlakuan tiket masuk ini sekaligus mengakhiri masa gratis yang berlangsung sejak 24 Maret 2018.
Kata Direktur Utama PT Sinergi Colomadu (pengelola De Tjolomadoe), Rachmat Priyatna, kebijakan ini diambil karena besarnya biaya revitalisasi, perawatan, dan operasional De Tjolomadoe.
“Yang paling besar kan energy cost. Ini bangunan pabrik, tinggi sekali. Model konstruksinya tidak bisa diubah karena ini cagar budaya. Efeknya panas dan harus dibuat dingin. Makanya AC harus dibikin kencang,” jelasnya saat ditemui awak media sehabis meresmikan Museum De Tjolomadoe, Sabtu (8/12/2018).
Tapi, kalau cuma mau foto-foto atau nyantai di luar gedung utama, kamu enggak perlu beli tiket. “Misal ada acara di Sarkara Hall, pengunjung masuk ke sana enggak bayar. Bahkan, jika ada kelompok yang mengadakan dinner di Besali Cafe, mereka enggak perlu bayar [tiket masuk], soalnya mereka sudah ngambil paket di Besali,” terang Rachmat.
Tiket masuk bisa dibeli di toko suvenir Goela yang berada di depan pintu masuk gedung utama. Selama masa promo, pembelian tiket akan memperoleh minuman gratis.
Saat Soloevent mengunggah kebijakan tersebut ke Instagram, banyak netizen yang memberi tanggapan. “Untung kita ke sana blm bayar :”) @sekartw,” kata @heyassdias. “Larang eram cah. Dari gratis dadi 25 ewu?” tulis @khasani_lpamb. Akun @masperass berpendapat, “Waa ngko sepi lo. Langsung 25k mosok wkw.”
Meski berbayar, Rachmat tetap yakin banyak orang bakal mengunjungi eks-Pabrik Gula Colomadu itu. Apalagi sekarang ada spot baru, yaitu Museum De Tjolomadoe, sebuah museum dengan kemasan kekinian yang menampilkan sejarah-sejarah PG Colomadu. “Sekarang, pengunjung tidak hanya bisa mandapatkan ‘hiburan’ dengan berfoto di area De Tjolomadoe, tapi juga bisa mendapat ilmu tentang sejarah pabrik gula ini,” tuturnya.