Soloevent.id – Khidmat rasanya saat berada di dalam Studio Lokananta, Senin (20/11/2017). Duo folk yang menamakan diri sebagai AriReda menjadi biang keladinya.
Gitar akustik, vokal menyayat, dan puisi-puisi para maestro adalah senjata AriReda untuk mengantar penonton menikmati alam dan di satu sisi lainnya menjadikan mereka sebagai pemurung profesional.
Semua itu Arireda lakukan dalam sekitar satu setengah jam di panggung Tur Menunggu Kemarau. Solo adalah kota kedua yang mereka singgahi.
Dua personelnya, Ari Malibu (gitaris-vokalis latar) dan Reda Gaudiamo (vokalis), mengawali pementasannya dengan senyum terkembang sambil mengungkapkan bahwa mereka sangat bahagia bisa bermain di Lokananta.
Di urutan pertama, AriReda menyuguhkan “Kuhentikan Hujan” ciptaan Sapardi Djoko Damono. “Lagu ini dipilih biar kalian tidak kehujanan,” kata Reda sebagai awalan.
Sehabis lagu yang menjadi tajuk tur ini, “Engkau Menunggu Kemarau”, AriReda sedikit bercuap-cuap soal diri mereka. Salah satunya tentang album dan lagu perdana. “Kami terbentuk tahun ‘80-an, tapi baru bisa rilis album pada 2007. Itu sangat aneh,” ucap Reda.
Perempuan berkacamata itu melanjutkan, lagu pertama yang mereka garap baru muncul di album kedua. Menurutnya lagu itulah yang membikin mereka tetap menyanyikan puisi. “Pokoknya kami serba telat,” tambah Reda sembari tersenyum, sekaligus memperdengarkan lagu yang mereka maksud, “Gadis Peminta-minta”.
Bait demi bait Sapardi Djoko Damono, Goenawan Mohamad, Toto Sudarto Bachtiar sebenarnya sudah tuntas dibawakan. Namun, penonton belum memilih purna. Apa daya akhirnya Ari hanya bisa senyam-senyum di panggung sambil berkata, “Abis ini udahan, ya,” dan Reda menimpali dengan, “Mau minta lagu apa?”
Sebab permintaan bersambut, penonton pun langsung meneriakkan lagu yang mereka mau. Ada yang minta “Buat Ning”, “Kartu Pos Bergambar Jembatan Golden Gate, San Fransisco”, ada yang bercanda pula meminta “Akad”, dan masih banyak lagi.
Karena kuasa sepenuhnya berada di tangan AriReda, mereka akhirnya mengalunkan “Pada Suatu Hari Nanti”, “Sajak Kecil tentang Cinta”, dan benar-benar dipungkasi dengan “Ketika Kau Tak Ada”.
Sehabis mampir di Kota Solo, Tur Menunggu Kemarau 2017 bakalan berlanjut ke Salatiga (21/11), Semarang (22/11), Malang (24/11), dan Karawang (26/11).
Penulis: Reza Kurnia Darmawan
Foto: Reza Kurnia Darmawan