Tuesday, December 3, 2024
spot_img
HomeSeni dan BudayaMenjaga Ibu Bumi Dengan Kreasi Busana Ramah Lingkungan

Menjaga Ibu Bumi Dengan Kreasi Busana Ramah Lingkungan

Published on

spot_img
spot_img

FSRD-UNS-01

 

Soloevent.id – Banyak cara dilakukan biar kerusakan di bumi tidak bertambah. Mengkreasi busana menggunakan bahan ramah lingkungan adalah salah satu contohnya. Seperti yang dilakukan mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta lewat pertunjukan Eco Fashion.

 

Bertempat di Danau UNS, Senin (18/9/2017), ada 38 busana ramah lingkungan yang ditampilkan di acara itu. Karya-karya tersebut merupakan hasil kolaborasi bareng Samuel Wattimena, desainer sekaligus Staf Khusus Menteri Koperasi dan UMKM.

 

FSRD-UNS-02

 

Acara dibuka dengan pertunjukan teatrikal-tari oleh grup Sahita. Dialog-dialog mereka membahas tentang isu-isu lingkungan. Cerita bersambung, lalu munculah sosok Dewi Sri yang berdiri di atas tandu. Dengan balutan kostum megah, sang Dewi Kesuburan menari-nari kecil sambil diiringi choir dari Voca Erudita UNS.

 

Performing art tersebut menjadi pembuka sebelum para model memamerkan busana-busana ramah lingkungan bertema “The Mother Goddes Dewi Sri” karya mahasiswa Prodi Kriya Tekstil FSRD UNS.

 

FSRD-UNS-03

 

Lalu, seperti apa proses pembuatan busana-busana ramah lingkungan tersebut?

 

Produser Eco Fashion, Ratna E. Santosa, mengatakan, serat kain dibuat menggunakan tanaman sansevieria atau lidah mertua, sedangkan pewarnanya menggunakan tanaman untuk penyembuhan dan palawija.

 

FSRD-UNS-04

 

Ratna menguraikan, sansevieria diproses sedemikan. Namun, karena seratnya pendek, maka harus diikat satu per satu hingga panjang.

 

Untuk pewarnaannya menggunakan daun marenggo, daun sirih, mawar, secang, kulit kayu tingi, kayu tegeran, kunir, dan lain-lain. Terus, bagaimana caranya? “Contohnya kunir. Kunir dihancurkan, lalu direbus hingga mencapai inti. Setelah itu dimasukkan kain, lalu dicelupkan sebanyak 13-40 kali tergantung warna yang diinginkan. Semakin banyak dicelup, warnanya semakin pekat,” terangnya.

 

FSRD-UNS-05

 

Busana ramah lingkungan ini dibikin selama kurang lebih 1,5 bulan. Proses pembuatan dilakukan secara manual dan tanpa meninggalkan teknik kekriyaan, seperti tenun, batik, eco print, anyam, sulam, dan lain-lain.

 

Setelah dipamerkan di Eco Fashion, karya-karya ini rencananya dibawa ke Australia pada 2018 untuk di-workshop-kan.

 

FSRD-UNS-06

 

Acara fashion show ini merupakan salah satu rangkaian event Nature, Culture & Art yang digelar pada 8-18 September 2017.

 

 

Teks & foto: Reza Kurnia Darmawan

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Digelar Dengan Sistem Tiket Berbayar, Ramayana Balekambang Penuh

Soloevent.id - Untuk pertamakalinya pada Sabtu malam, 23 November 2024 kemarin Taman Balekambang menggelar...

Cara Cerdas Pilih Celana Jeans Sesuai Bentuk Tubuh

Soloevent.id - Salah satu jenis fesyen dengan penggemar paling banyak di seluruh dunia adalah...

Berlangsung Meriah, Solo Safari Gelar Peringatan Hari Anak Sedunia

Soloevent.id - Belum lama ini tepatnya pada Rabu, 20 November 2024 kemarin Solo Safari...

More like this

Digelar Dengan Sistem Tiket Berbayar, Ramayana Balekambang Penuh

Soloevent.id - Untuk pertamakalinya pada Sabtu malam, 23 November 2024 kemarin Taman Balekambang menggelar...

Solo Urban Fashion 2024 Tampilkan Keindahan Budaya Dalam Peragaan Busana

Soloevent.id - Kota Solo menggelar event peragaan busana bertajuk “Solo Urban Fashion" pada 22–24...

International Mask Festival 2024 Hari Kedua Ada Tarian Ma’juja

Soloevent.id - International Mask Festival (IMF) 2024 kembali digelar pada Jumat-Sabtu (15-16/112024) di Pendhapi Gedhe...