Friday, October 18, 2024
spot_img
HomeHeadlineBerbagi Kepedihan Dan Ketegaran Di Hari Ianfu Internasional

Berbagi Kepedihan Dan Ketegaran Di Hari Ianfu Internasional

Published on

spot_img
spot_img

HARI-IANFU-INTERNASIONAL-01

 

Soloevent.id – Setiap 14 Agustus, masyarakat dunia memperingati Hari Ianfu Internasional. Ianfu adalah perempuan-perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan tentara Jepang semasa perang Asia Pasifik pada 1931-1945.

 

Senin (14/8/2017) malam, Kota Solo ikut memperingati Hari Ianfu Internasional. Acara yang bertema “Potret Kelam Perempuan Jawa” ini diadakan di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah. Beragam rangkaian acara disiapkan.

 

Saat memasuki Teater Arena, penonton bisa melihat lukisan-lukisan berjudul “Dokumen Rahim” yang dibuat Dewi Candraningrum. Wajah-wajah para penyintas ianfu yang penuh kesederhanaan dan ketegaran diabadikannya menggunakan cat air.

 

HARI-IANFU-INTERNASIONAL-03

 

Peringatan Hari Ianfu Internasional di Kota Solo kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter “Kisah Sri Sukanti yang Tertinggal di Gedung Papak”. Ivan Meirizio, Becky Karina, dan Eka Hindra sebagai pembuat karya mengajak penonton merasakan kegetiran yang dialami Sri Sukanti, salah seorang penyintas ianfu asal Salatiga.

 

Sri bercerita, saat berusia 9 tahun, tubuhnya dirusak oleh tentara Jepang bernama Ogawa selama empat hari berturut-turut. Akibat dari itu, Sri tidak bisa mempunyai keturunan dan ia hidup dalam trauma serta kesakitan. Bahkan, memori itu kerap singgah di mimpinya.

 

Tak hanya Sri yang mengisahkan kepiluannya, salah satu penyintas, Ngadirah, turut hadir untuk berbagi. Di usianya yang sepuh, ia mencoba berbesar hati terhadap keputusan pemerintah Indonesia apakah akan memperjuangkan mereka atau tidak. “Terima ndak papa, kalau ndak juga ndak papa,” katanya.

 

HARI-IANFU-INTERNASIONAL-04

 

Di akhir sesi diskusi itu, hanya ada dua yang diminta Ngadirah: ketentraman dan kesehatan. “Karena jika terus mengingat itu, saya akan sakit,” ucap dia.

 

Peringatan Hari Ianfu Internasional di Kota Solo ditutup dengan pentas tari “Ianfu” dan “Kamar 11” karya Dwi Surni Cahyaningsih. Dua tarian itu terinspirasi dari buku biografi Mardiyem (salah satu penyintas ianfu) berjudul Momoye: Mereka Memanggilku yang ditulis Eka Hindra dan Koichi Kimura.

 

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Artefac UNS 2024, Berhasil Jadi Tontonan Musik Yang Apik

Soloevent.id - Untuk kesekian kalinya Artefac UNS kembali dihadirkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis...

Mengenal Asal Usul Kampung Sondakan Lewat Festival SondakArt

Soloevent.id - Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan Solo, menggelar Festival SondakArt selama empat hari mulai...

Upacara Pembukaan Peparnas 2024 Berlangsung Meriah di Stadion Manahan Solo

Soloevent.id - Upacara Pembukaan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024 berlangsung meriah di Stadion Manahan Solo, Minggu...

More like this

Artefac UNS 2024, Berhasil Jadi Tontonan Musik Yang Apik

Soloevent.id - Untuk kesekian kalinya Artefac UNS kembali dihadirkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis...

Mengenal Asal Usul Kampung Sondakan Lewat Festival SondakArt

Soloevent.id - Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan Solo, menggelar Festival SondakArt selama empat hari mulai...

Rasamadu Heritage Hadirkan ‘Cubic’ Pengalaman Imersif Interaktif Pertama di Solo

Soloevent.id - Rasamadu Heritage atau yang sebelumnya bernama The Heritage Palace, dulunya adalah pabrik...