Soloevent.id – Di akhir masa libur Lebaran dan menandai puncak Pekan Syawalan 2017, Minggu (2/7/2017), Taman Satwa Taru Jurug membagi-bagi ketupat dan apam sejumlah total 4.000 biji. Pesta ketupat ini merupakan tradisi yang telah dilakukan sejak 1976.
Sebelum dibagi-bagi, ketupat dan apam diarak dari boulevard Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menuju Taman Satwa Taru Jurug. Kirab tersebut melibatkan sekitar 300 peserta dari seniman, pihak Keraton Surakarta, perguruan silat, batik carnival, dan lain-lain.
Di dalam rombongan itu juga ada pemeran Jaka Tingkir, GPH Mangkubumi, yang menaiki kereta kencana. Sebelum bagi-bagi ketupat dan apam, Taman Satwa Taru Jurug menggelar pentas drama yang menceritakan perjalanan Jaka Tingkir menuju Demak.
Pentas drama itu serta prosesi bagi-bagi apam dan ketupat diadakan di tepi danau Taman Satwa Taru Jurug. Selepas didoakan, apam dan ketupat disebar kepada pengunjung. Warga tampak bersemangat saat berebut kedua penganan tradisional itu.
Sebenarnya apa filosofi dari bagi-bagi ketupat ini?
Budayawan Solo, KPA Winarno Kusumo, menyebutkan, kupat merupakan kependekan dari ngaku lepat. “Manusia seharusnya menyadari bahwa dirinya selalu salah dan berdosa. Maka, kita harus mengaku salah dan memohon ampunan kepada Tuhan,” katanya.
Pesta ketupat ini sekaligus menjadi ucapan syukur kepada Tuhan karena telah diberi kekuatan untuk menjalankan puasa selama bulan Ramadan. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan menjadi hiburan bagi pengunjung Taman Satwa Taru Jurug.
Direktur Utama Taman Satwa Taru Jurug, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, menjelaskan, Pekan Syawalan menjadi salah satu daya tarik pengunjung ketika momen libur Lebaran. “Dikemas dengan event budaya, kegiatan ini telah masuk ke kalender event Kota Solo,” tuturnya.