Soloevent.id – Karnaval Budaya Grebeg Sudiro 2017 tetap menyita perhatian warga meski hujan turun cukup deras. Hujan yang mulai mengguyur sekitar jam 14.30 WIB tak menyurutkan antusiasme masyarakat. Menggunakan payung dan jas hujan – bahkan ada yang berbasah-basahan, mereka tetap bertahan untuk menikmati event tahunan yang diadakan Kelurahan Sudiroprajan tersebut.
Karnaval Budaya Grebeg Sudiro 2017 diawali oleh atraksi kelompok marching band Satpol PP Kota Solo, Gita Pamong Praja. Menyusul di belakangnya ada Paskibraka SMA N 3 Solo yang membawa bendera Merah Putih dan Koramil Jebres yang mengarak replika lambang negara Indonesia.
Murid-murid SD Warga Solo yang memakai busana batik carnival dan siswa-siswi Sekolah Bina Widya Solo yang berkostum putri Tiongkok, Sun Go Kong, Cai Sen Ye, dan lainnya, tetap ikut ambil bagian dalam karnaval walaupun menggunakan payung.
Para peserta juga turut beraksi saat melintas di depan panggung panggung kehormatan yang berlokasi di depan Tugu Jam Pasar Gede. Para atlet wushu dari Perkumpulan Masyarakat Surakarta unjuk gigi dengan mempertontonkan jurus-jurus dan memainkan panji-panji serta beberapa senjata.
Atraksi tak kalah memikat dipertontonkan kelompok liong dan barongsai Macan Putih Sudiroprajan. Di akhir penampilan, para pemain barongsai dan liong mendekat ke panggung untuk “memakan” angpau yang disiapkan tamu-tamu VIP.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Karnaval Budaya Grebeg Sudiro 2017 juga mengarak jodang berisi kue kranjang dan kuliner khas Kelurahan Sudiroprajan, antara lain bakpao, janggelut, gembukan, onde-onde, dan jamu. Edisi kali ini, ada 14 jodang yang dikirab termasuk dua jodang utama berbentuk Tugu Jam Pasar Gede dan pagoda Horyuji.
Selain jodang, ada juga gunungan yang dikirab. Dua di antaranya yakni gunungan buah Pasar Gede dan gunungan sayur dari Padepokan Keris Brojo Buwono. Anggota Padepokan Keris Brojo Buwono turut membagikan telur rebus kepada penonton. (Bersambung ke halaman selanjutnya)