Sudah sembilan tahun berselang sejak Sore menginjakkan kakinya untuk pertama kali di Kota Solo. Penantian hampir satu dasawarsa itu tampaknya terlunasi pada Sabtu (13/6/2015). Malam itu, unit Indonesiana rock ini kembali menyapa penggemarnya. Perusahaan rekaman dan studio legendaris Indonesia, Lokananta, menjadi saksi pertemuan itu.
Perjumpaan yang hangat nan intim itu dibalut dalam sebuah acara bernama Sore di Lokananta. Usai dihibur oleh alunan musikvintage pop milik Rintik Hujan, sang penampil utama akhirnya naik panggung sekitar pukul 20.25 WIB.
“Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Sore bisa hadir di tanah tercinta ini. Mohon maaf, kami main pakai tangan kiri semua, nggak sopan.” Celotehan Awan Garnida (basis) itulah yang mengawali penampilan Sore, tepat sebelum membawakan lagu pertama “No Fruits for Today”.
Pemilihan songlist cukup memanjakan penonton. Pendengar bisa bertamasya ke era-era awal Sore tatkala mengeluarkan Centralismo. “Lagu ini agak jarang kami bawakan, khusus malam ini akan kami bawakan,” tutur basis berbadan subur itu sebelum memainkan “Ambang”.
Sore yang di beberapa kesempatan dipercayai mengisi soundtrack film, tak lupa pula menyanyikan nomor bernuansa gloomy yang menghiasi fillm thriller arahan Joko Anwar, Modus Anomali. “Semoga tidak menambah nuansa klenik,” canda Awan.
Seperti tak ingin mengecewakan penggemarnya, daftar lagu yang mereka bawakan merupakan nomor-nomor hits dari album Centralismo dan Ports of Lima. Seperti “Somos Libres” yang berbau Spanish, “Mata Berdebu” yang minimalis, serta “Merintih Perih” yang gloomy.
Selain nomor-nomor lama, malam itu Sore juga menyanyikan tembang anyar yang bakal dihadirkan dalam album Lost Skut Leboys. Sebelum memainkan “There Goes”, Awan meminta doa restu untuk kelancaran album terbaru Sore, dan tak lupa bercerita mengenai lagu tersebut.
“Lagu ini terinspirasi hobi saya dan Ade [Ade Firza Paloh, vokalis]. Kami sama-sama hobi makan. Lagu ini bernuansa western, ada sentuhan ala Kenny Rogers. Kalau Anda mau makan chicken, rips, lagu ini cocok untuk didengerin,” kata Awan.
Sebanyak 15 lagu dibawakan oleh Sore. Lima nomor terakhir merupakan puncak keseruan dari Sore di Lokananta. Tembang-tembang populer seperti “Apatis Ria”, “Pergi Tanpa Pesan”, “Karolina”, sukses memancing sing along penonton. Saat “Ssstt…” dimainkan, penonton tak segan untuk menggoyangkan kepala dan badannya.
Teriakan “we want more” dari penonton, berhasil membuat Ade Firza Paloh, Awan Garnida, Reza Dwi Putranto (gitaris), Bemby Gusti Pramudya (drummer), Sigit Agung Pramudita (addittional gitar), dan Anding (additional keyboard), berpikir dua kali untuk meninggalkan panggung. Demi menuntaskan dahaga fans-nya akhirnya dipilihlah “Setengah Lima” sebagai penutup. “Janji ya, nyanyi bareng-bareng,” pungkas Awan.