Dalam Bahasa Indonesia, kata “playground” dapat diartikan sebagai “tempat bermain”. Mengadopsi kata tersebut, Playground Cafe hadir menyapa pecinta kuliner di Solo. Bukan hanya penggila makanan yang menjadi targetnya, melainkan juga komunitas-komunitas kreatif di Kota Bengawan.
Dengan desain modern kontemporer, kafe yang bernaung di bawah manajemen Cafe Tiga Tjeret itu, menyajikan kesan nyaman untuk bercengkrama dan bertukar ide. Walaupun mempunyai rancang bangun kekinian, yang identik dengan mahalnya harga makanan dan minuman, tapi menurut Andhang Apri Hardhanto selaku konseptor dan owner Playground Cafe, hal tersebut tidak berlaku di tempatnya. “Kami tidak membuat ini [Playground Cafe] untuk kelas atas. Monggo nanti dicek, harga makanan sama dengan Tiga Tjeret,” jelasnya ketika menggelar jumpa wartawan pada Sabtu (20/9/2014).
Kota Solo yang identik dengan gudangnya orang-orang kreatif, tak luput dari perhatian tempat nongkrong yang terletak di Jl. Kenanga 163 Badran ini. Ada satu lokasi di sana, yang dinamakan Digital Corner. Di situ para pekerja bisa menyalurkan ide-idenya untuk berkreasi. Ada beberapa peralatan pendukung yang disediakan manajemen untuk mengakomodir itu semua. Antara lain komputer dengan spesifikasi desain, printer, dan akses internet.
Selain itu, pihak Playground Cafe juga mengajak beberapa komunitas untuk menggelar workshop. “Secara berkala, kami akan membuat workshop tentang seni, craft [kerajinan tangan]. Jadi tempat ini sebenarnya wadah berkreasi kalangan muda, tidak hanya tempat untuk sekedar nongkrong, wedangan, dan ngobrol,” tutur Andhang. Karena basic-nya di film, Andhang juga berencana mendatangkan beberapa film maker untuk turut singgah dan bercerita di tempat usahanya itu.
Bagi mahasiswa, komunitas, atau pegiat seni yang ingin menggelar pameran karyanya, kafe itu juga memberikan space bagi mereka. “Apapun akan kami buka. Kami akan memangkas sistem birokrasi yang ada. Nggak bakal susah lah [untuk pameran]. Yang penting jadwalnya nggak tabrakan,” katanya.