Tuesday, February 4, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaSekelumit Cerita Solo Batik Carnival 2014 Part III

Sekelumit Cerita Solo Batik Carnival 2014 Part III

Published on

spot_img
spot_img

SEKELUMIT-CERITA-SOLO-BATIK-CARNIVAL-2014-PART-III

Entah berasal dari arah mana, mereka foto-foto, dan kemudian salah satu dari mereka tiba-tiba menghampiri seorang model untuk mengabadikan momennya. Melihat aksi tersebut, salah satu petugas keamanan menghampirinya, ia “hanya” memberi peringatan agar tidak terlalu maju. Sontak aksi “oknum penonton” tersebut mendapat olokan dari penonton lain.

Selama kurang lebih 30 menit, para penonton di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dihibur dengan kemegahan eksplorasi dari salah satu warisan budaya kita bernama batik. Seiring dengan dibentangkannya spanduk yang dibawa panitia di akhir rombongan yang bertuliskan “See you next year on Solo Batik Carnival 8”, maka berakhirpulalah segala gegap gempita Solo Batik Carnival edisi VII yang berlangsung tahun ini. Bagi penonton, segala riuh rendah SBC berakhir ketika akses Jensud dibuka kembali untuk kendaraan bermotor. Suara deru motor, klakson mobil, bersanding dengan sampah yang bertebaran di jalanan; di antara itu semua, tampak wajah-wajah gembira warga kota yang melepas lelah sambil duduk-duduk di emperan trotoar sambil berceloteh dan sesekali menyeruput es teh.

Sebuah acara yang terselenggara, pasti tak luput dari beragamnya komentar. Seperti yang diutarakan Sarono, pria asal Karanganyar yang membawa putri Balita-nya, ia menyampaikan, “Antusias masyarakat memang cukup baik. Mungkin ini satu-satunya hiburan untuk masyarakat, pada saat-saat ini mungkin; dengan kondisi, situasi perpolitkan di negara kita yang mungkin semakin panas ini.” Dia berharap agar melalui Solo Batik Carnival ini, warga bisa mendapatkan hiburan dan berpikir jernih terhadap realitas yang ada. “Untuk pilihan presiden yang akan datang, bisa berjalan lancar, baik, dan masyarakat bisa menerima apa yang dikehendaki oleh masyarakat,” imbuhnya. Seorang remaja putri asal Solo yang enggan disebutkan namanya juga berujar, “Asyik sih. Tapi kurang variatif dari tahun lalu.”

Selain mendatangkan hiburan, event semacam SBC dan event-event yang menyedot massa lumayan banyak, juga mendatangkan berkah bagi kaum pedagang. Pedagang es teh dadakan yang berjualan di depan pintu gerbang GPIB Penabur panen rezeki. Es teh yang dijual seharga Rp 2.000,00 itu laris diburu warga. “Laku 70 gelas. Kami nyetok-nya 100 gelas. Ini ide dari temen-temen, ya udah akhirnya bikin ini,” ujarnya. Tukino, seorang penjual wedang ronde juga mengaku ada efek positif dari diadakannya event tersebut. “Nggih, alhamdulillah, mas, laku tujuh mangkuk,” ujarnya dalam Bahasa Jawa.

Cerita Solo Batik Carnival VII memang telah usai. Namun semoga spiritnya masih tetap terjaga. Menjaga agar spirit dari filosofi batik tetap berjalan beriringan dalam kehidupan kita.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Baru Dua Tahun, Solo Safari Telah Memberi Pemasukan Pajak Terbesar Ketiga Se Surakarta

Soloevent.id - Tanggal 27 Januari 2025 lalu adalah hari ulang tahun yang kedua Solo...

Keluarga Alumni FEB Universitas Sebelas Maret Sukses Menggelar Acara Reuni Akbar

Rangkaian reuni akbar yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (KAFEB UNS)...

Perayaan Imlek Kota Solo Gelar Bazar UMKM dan Perahu Wisata di Kawasan Pasar Gedhe

Soloevent.id - Tahun Baru Imlek Kota Solo selalu meriah setiap tahunnya. Banyak agenda kegiatan...

More like this

Perayaan Imlek Kota Solo Gelar Bazar UMKM dan Perahu Wisata di Kawasan Pasar Gedhe

Soloevent.id - Tahun Baru Imlek Kota Solo selalu meriah setiap tahunnya. Banyak agenda kegiatan...

Karnaval Grebeg Sudiro 2025 Digelar Meriah di Kawasan Pasar Gedhe Solo

Soloevent.id - Perayaan Tahun Baru Imlek di Kota Solo disemarakkan dengan berbagai kegiatan. Karnaval Grebeg...

Event Kaoem Craft Fashion Show Ramaikan Kampung Batik Kauman

Soloevent.id - Event Kaoem Craft kembali digelar untuk kedua kalinya di Kampung Batik Kauman...