Sunday, December 7, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaDi Bo Sang Umbrella Festival, Bambang Besur Tampilkan “Mantra Payung”

Di Bo Sang Umbrella Festival, Bambang Besur Tampilkan “Mantra Payung”

Published on

- Advertisement -spot_img

DI BO SANG UMBRELLA FESTIVAL, BAMBANG BESUR TAMPILKAN “MANTRA PAYUNG”

Delegasi Festival Payung Indonesia akan turut berpartisipasi di ajang festival payung kelas internasional, Bo Sang Umbrella Festival, yang diadakan 15-17 januari 2016 di Desa Bo Sang, Provinsi Chiang Mai, Thailand. Delegasi Festival Payung Indonesia membawa misi untuk menjadikan Festival Payung Indonesia dan Bo Sang Umbrella Festival sebagai sister festival.

Gagasan itu tercetus karena adanya kemiripan antara kesenian dan kebudayaan di antara dua negara, pun antara Indonesia dan Thailand masih satu rumpun. “Kerjasama ini diharapkan dapat berdampak positif terhadap keberadaan perajin payung tradisional dan tingkat  kunjungan wisatawan Thailand ke Kota Solo,” tutur Direktur Program Festival Payung Indonesia, Heru Prasetya.

Di Bo Sang Umbrella Festival, Festival Payung Indonesia bakal menampilkan pameran payung tradisional, demo melukis payung motif Candi Sukuh oleh Dani Iswardana Wibowo, lukis payung motif aksara Jawa oleh Kris Wahyudi, dan pertunjukan tari payung oleh Bambang Besur.

Bambang Besur akan menarikan tarian yang ia namai “Mantra Payung”. “Mantra Payung” merupakan tarian yang diambil dari Tari Bedhaya Tejonoto. Tarian ini menonjolkan gerakan tubuh yang lembut dan halus, dan mengalir.

Bambang mengatakan, tari ini cocok ditampilkan di Thailand karena ada kesamaan konsep dengan Buddhism. “Makin pelan, ornamen geraknya makin tidak ada. Kekuatannya di situ. Makanya saya tidak terlalu menonjolkan ornament gerak,” jelasnya saat ditemui awak media di Omah Sinten, Kamis (8/1/2016).

Seperti namanya, tarian ini menggunakan aksesoris payung dan topeng. Bagi Bambang Besur, payung bukanlah pemanis gerakan, melainkan telah menjadi kesatuan dari konsep tari yang diusungnya. “Payung tidak terlepas dari segmen tubuh kita. Dia bagian dari tubuh kita. Jadi, tidak terpisah,” urainya.

Gerakan-gerakan yang ditampilkan Bambang Besur dari “Mantra Payung” merupakan cerminan vibrasi alam semesta. “Tari ini tercipta dari proses panjang. Setiap saya menari adalah mantra. Untuk mencapai gerak tubuh sebagai mantra, yang diperlukan adalah pernafasan. Jadi sebenarnya, orang menari adalah mantra,” kata seniman kelahiran 26 Oktober 1960 itu.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Klinik Kesehatan Dibuka di Dalam Pura Mangkunegaran, Siapa Saja yang Bisa Berobat Gratis?

Surakarta, 3 Desember 2025. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (K.G.P.A.A.) Mangkoenagoro X meresmikan Klinik...

UEA Rayakan Hari Nasional Ke-54 di Solo, Gelar Pertunjukan Budaya di Masjid Sheikh Zayed.

Soloevent.id - Puncak Peringatan Hari Nasional Uni Emirate Arab (UEA) ke-54 kembali di gelar...

Pemkot Surakarta dan BPSDM Jawa Tengah Luncurkan Program “Kado Mama” di Kota Solo.

Soloevent.id - Pemerintah Kota Surakarta berkolaborasi dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Jawa Tengah...

More like this

UEA Rayakan Hari Nasional Ke-54 di Solo, Gelar Pertunjukan Budaya di Masjid Sheikh Zayed.

Soloevent.id - Puncak Peringatan Hari Nasional Uni Emirate Arab (UEA) ke-54 kembali di gelar...

Pemkot Surakarta dan BPSDM Jawa Tengah Luncurkan Program “Kado Mama” di Kota Solo.

Soloevent.id - Pemerintah Kota Surakarta berkolaborasi dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Jawa Tengah...

Konterensi Internasional Indonesia Mask Organization (IMO) 2025 : Bertukar Ilmu Topeng Global!

Soloevent.id - International Mask Festival (IMF) 2025 menghadirkan Konferensi Internasional Indonesia Mask Organization (IMO)...