Soloevent.id – Arfial Arsad Hakim, Dwi Atmo Tjiptyasdi, Hendro Tjokrodipo M.S., Kawit Tristanto, dan Sentot T. Raharjo adalah pelukis-pelukis senior di Kota Solo. Walau tak lagi muda, tetapi kelima seniman itu masih bersemangat membikin karya.
Pameran Seni Rupa Solo 5 adalah buktinya. Masing-masing dari mereka menampilkan 5-10 lukisan baru/lama. Kawit Tristanto misalnya. Di salah satu karyanya, seniman berusia 69 tahun ini coba menggambarkan hiruk-pikuk dan kesedihan sewaktu Pasar Klewer terbakar pada Desember 2014 lalu.
“Saya selalu mengabadikan kejadian-kejadian yang ada di Solo maupun Indonesia ke dalam lukisan. ‘Pasar Klewer Kobong’ ini saya buat dengan mencontoh foto-foto di koran,” kata Kawit saat ditemui di sela pembukaan pameran di Bentara Budaya Balai Soedjatmoko, Rabu (2/8/2017).
Beda dengan Kawit, Arfial Arsad Hakim lebih banyak menampilkan karya-karya panorama yang digoreskan menggunakan warna-warna pastel. Salah satunya yang dipamerkan adalah lukisan pantai Parangtritis. “Saya melukis on the spot. Saat mengerjakannya, angin pantai cukup mengganggu. Saya menangkapnya dan kemudian menuangkannya menjadi lukisan ‘Deru Angin dan Debur Ombak’,” ungkapnya.
Lima sekawan yang pamer karya ini punya genre lukis beda-beda. Beragamnya aliran yang ditampilkan diharapkan bisa menambah referensi para perupa muda. “Selain sebagai kontinuitas kami berkarya, tujuan mengadakan pameran ini untuk memotivasi pelukis-pelukis seangkatan maupun muda, baik yang berada di dalam maupun luar kampus,” ujar Arfial.
Lewat pameran ini, Arfial dkk. juga ingin meramaikan lagi dunia seni rupa di Kota Solo yang sedang lesu. “Jika dibandingkan, tahun 80-90’an lalu banyak kegiatan seni rupa berbobot, terutama di Taman Budaya Jawa Tengah. Bahkan, sempat ada pameran bertingkat internasional di sini,” bebernya.
Pameran Seni Rupa Solo 5 digelar di Bentara Budaya Balai Soedjatmoko, mulai 2-7 Agustus 2017.
