Soloevent.id – Pukul 14.00 WIB, Platinum Cineplex Hartono Mall diserbu puluhan remaja putri. Mereka berdesakan di depan tempat penjualan tiket bioskop. Berduyun-duyunnya mereka disebabkan sang idola sedang melakukan direct selling tiket film terbarunya. Tak lain tak bukan, dia adalah Fedi Nuril.
Siang itu, aktor kelahiran 1 Juli 1982 ini sedang menjual tiket film yang dibintanginya, Surga yang Tak Dirindukan. Kedatangannya ke mall yang terletak di Solo Baru, Sukoharjo, itu dalam rangka mempromosikakan film besutan Kuntz Agus tersebut
Pesona Fedi membuat Fedivers – sebutan penggemar Fedi Nuril – kegirangan. Tak ingin melewatkan kesempatan itu, dengan bermodalkan smartphone, mereka membidik setiap gerak-gerik Fedi. “Kak, nggak keliatan. Sini, kak!” ucap beberapa fans. Aktor yang berperan sebagai Fahri dalam Ayat-ayat Cinta ini pun tak segan meladeni permintaan berfoto selfie maupun groufie bersama penggemarnya.
Sesekali Fedi sempat berbincang dengan mereka sembari membubuhkan tandatangan pada tiket yang dibeli fans-nya. Namun sayang, perjumpaan itu berakhir sekitar pukul 14.20 WIB. Fedi harus pindah ke area Food Court Hartono Mall untuk melangsungkan meet and greet. “Yaaaahhhh,” ucap mereka serentak seiring kepergian sang pujaan.
Dalam sesi itu, gitaris band Garasi ini menerangkan seluk-beluk film Surga yang Tak Dirindukan, termasuk tokoh yang diperankannya, Pras. Di film yang diadaptasi dari novel karya Asma Nadia itu, Fedi kembali memerankan sosok suami yang melakukan poligami, seperti filmnya terdahulu, Ayat-ayat Cinta.
Namun, Fedi mengaku ada perbedaan dari dua tokoh itu. “Beda banget sama yang dulu. Dari karakter, situasi, gestur. Tokoh aku di sini asalnya dari Solo, udah punya anak satu, dan dia seorang arsitek. Lingkunganlah yang membut gesturku unik. Perempuan yang aku nikahi pun asalnya dari Yogyakarta, dulu dari Eropa,” ungkap Fedi.
Selain direct selling dan meet and greet, promo Surga yang Tak Dirindukan di Kota Solo diakhiri dengan nonton bareng. Di acara itu, Fedi Nuril ditemani oleh lawan mainnya, Zaskia Adya Mecca; penulis novel, Asma Nadia; dan co-producer, Hanung Bramantyo.