Monday, August 25, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaPit Lempit Yang Membuat Patah Hati

Pit Lempit Yang Membuat Patah Hati

Published on

- Advertisement -spot_img

PIT LIPET YANG MEMBUAT PATAH HATI_

 

Petikan gitar akustik Max Baihaqi mengiringi Hanindawan Sutikno dan Palupi Bawono, saat keduanya membacakan cerkak milik Yessita Dewi dan Indah Darmastuti. Di sesi pertama, Palupi Bawono membacakan karya berjudul ” Pit Lempit ” karya Yessita Dewi.

Karya tulis berbahasa Jawa yang dibuat pada Oktober 2014 itu menceritakan tentang kisah cinta seorang wanita dengan pria idamannya bernama Landi. Mereka berdua merupakan anggota komunitas sepeda. Perawakan Landi yang seorang blasteran, menjadi magnet bagi si wanita untuk menaruh hati padanya.

Namun apa boleh buat, cinta yang dipendamnya itu harus dikubur dalam-dalam saat Landi mengenalkan calon istrinya yang bernama Rukmi. Momen patah hati itu terjadi saat komunitas sepedanya singgah di rumah Landi di daerah Delanggu, usai menghadiri undangan gathering komunitas sepeda di Yogyakarta. “Jane ana rasa ora trima, nanging yo wis. Urip kui soale kaya ban pit sing mlaku,” ucap Palupi dengan nada kecewa.

Tiga cerita lain dibacakan pula oleh Hanindawan dan Palupi. Yaitu “Jenang” karya Yessita Dewi, “Golek Jalaran” dan “Ngalah Karo Simbah” karya Indah Darmastuti. Ya, pembacaan cerita cerkak itu merupakan agenda rutin Bentara Budaya Balai Soedjatmoko yang dikemas dalam Maca Cerkak.

Menurut Hanindawan, karya kedua penulis itu memberikan kesan menyenangkan. Dari segi penulisan pun mereka telah menggunakan bahasa yang komunikatif, plot yang tidak ruwet, blaka suta, ceplas-ceplos, dan sesuai zaman. Sedangkan Palupi mengatakan karya keduanya gampang diterima karena menggunakan bahasa yang lugu. “Kejadian ini ada di lingkungan sekitar, dan cerita-ceritanya pun ‘tragis’,” terang Palupi di sesi diskusi Maca Cerkak, Rabu (20/5/2015) di Bentara Budaya Balai Soedjatmoko, Solo.

Sementara Indah Darmastuti mengatakan ada perbedaan antara menulis dengan bercerita lisan. Pun dengan membaca pribadi dan dibacakan orang lain. “Saya ingin agar karya saya dibaca dan diperagakan orang lain. Tulisan yang dibacakan di sini, saya pilih yang paling seger, dan saya rasa cerkak itu tidak rumit,” tuturnya.

Sedangkan Yessita Dewi menambahkan dalam proses pembuatan karya, dia mencuplik dari kejadian sehari-hari, dengan beberapa tambahan adegan yang didramatisasi. “Saat dibacakan orang lain ternyata gregetnya lebih,” ungkapnya.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

The Park Mall Solo Hadirkan Kuliner Tematik Tiga Negara, From Hanoi Phuket to Jimbaran

Soloevent.id - Kabar gembira bagi para pecinta kuliner di Kota Solo dan sekitarnya, The...

Pawai Pembangunan Kota Solo Usung Tema Medical Tourism, Kenalkan Fasilitas Kesehatan Kepada Publik

Soloevent.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menggelar pawai pembangunan dalam rangka peringatan HUT ke-80...

Gamelan Ethnic Music Festival (GEMFest) Siap Digelar Kembali di Kota Solo

Soloevent.id - Gamelan Ethnic Music Festival (GEMFest), pagelaran besar musik yang telah dikukuhkan sebagai...

More like this

Pawai Pembangunan Kota Solo Usung Tema Medical Tourism, Kenalkan Fasilitas Kesehatan Kepada Publik

Soloevent.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menggelar pawai pembangunan dalam rangka peringatan HUT ke-80...

Gamelan Ethnic Music Festival (GEMFest) Siap Digelar Kembali di Kota Solo

Soloevent.id - Gamelan Ethnic Music Festival (GEMFest), pagelaran besar musik yang telah dikukuhkan sebagai...

Kenalkan Asal-Usul Sejarah dan Budaya Daerah Kepada Generasi Muda Lewat Tradisi Lisan Toponimi

Soloevent.id - Pemerintah Kota Solo melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta menggelar Festival...