Tuesday, October 15, 2024
spot_img
HomeSeni dan BudayaPekan Tuli Internasional 2024, Mengekspresikan Kesunyian Melalui Pameran Seni Rupa

Pekan Tuli Internasional 2024, Mengekspresikan Kesunyian Melalui Pameran Seni Rupa

Published on

spot_img
spot_img

Soloevent.id – Seni memang tak membandang batas dan telah terbukti melalui pameran seni rupa yang digelar di Kedai Kopi Parang, Sondakan, Solo pada Jumat (27/9/2024) – Minggu (29/9/2024). Selaras dengan tema yang diusung, Perayaan Budaya Tuli, penyelenggaraan event ini merupakan salah satu rangkaian perayaan Pekan Tuli Internasional 2024. Sehingga pesertanya juga berasal dari para penyandang tunarungu.   

Ada banyak sekali karya seni yang dipamerkan seperti lukisan, gerabah, kaus, kolase kertas, dan sebagainya. Untuk lukisan medianya tidak hanya berupa kain kanvas saja namun ada pula yang menggunakan kaus atau t-shirt. Selain itu dalam pergelaran ini juga diadakan workshop rajut dan kolase.

Ketua DPC Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Kota Surakarta, Galih Saputro berharap agar pameran tersebut dapat bersifat berkelanjutan. Saat diwawancari oleh sejumlah wartawan dia menegaskan, teman tuli butuh ruang belajar. Sedangkan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk sarana pembelajaran, sehingga akan diadakan lagi.

Melalui bahasa isyarat Galih juga menceritakan, pameran kali ini adalah hasil kolaborasi antara teman penyandang difabel tunarungu dan teman tuli. Tujuannya yaitu agar dapat saling belajar berkomunikasi dan memahami.

Berdasarkan alasan itulah mereka memilih seni sebagai media untuk memberi pesan. Apalagi mengingat sebagian besar penyandang tunarungu punya ketertarikan tinggi pada dunia visual seperti lukisan, foto, mural, hingga video. Selain itu juga ada keinginan menyuarakan tentang apa yang tidak bisa disampaikan melalui suara, namun hanya bisa dengan media lain.

Ungkapan Isi Hati

Sementara itu Koordinator Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) Jawa Tengah, Aprilian Bima Purnanta turut menyampaikan pesan. Menurutnya, pameran ini hadir sebagai perwujudan ekspresi curahan dan ungkapan isi hati, khususnya melalui seni.

Disebutkan pula pameran seni kali ini merupakan hasil karya penyandang tunarungu dan teman dengar. Beberapa organisasi yang turut terlibat antara lain Pusbisindo Jawa Tengah, Gerkatin Solo, Deaf Volunteering Organization (DVO) Solo, Ruang Tengah, dan Kedai Kopi Parang.

Menurutnya melalui karya seni, semua dapat mengetahui karakter para penyandang tunarungu. Misalnya ekspresi yang sebelumnya hanya terpendam saja maupun curhatan. Bahkan lebih dari itu, juga menjadi ajang pengenalan budaya tuli dan hal ini sangat selaras dengan tema pameran.

Kemudian satu hal lagi, teman tuli itu memiliki budaya sendiri. Mulai dari bahasa isyarat ketika ingin memanggil, komunikasi dengan kontak mata, lambaian tangan saat minta perhatian, dan sebagainya. Dari sini antara teman tuli dan teman dengar bisa saling memahami, tukar pikiran, berbagi, dan belajar.

Masih dalam kesempatan yang sama Ketua DVO Solo, is Choliza juga menceritakan pameran ini  merupakan sebuah pengalaman baru bagi teman tuli. Untuk pertama kalinya mereka terlibat langsung dalam penyelenggaraan. Sehingga untuk kedepannya agar dapat menyelenggarakan sendiri, harus belajar menajemen dan keorganisasian.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Mengenal Asal Usul Kampung Sondakan Lewat Festival SondakArt

Soloevent.id - Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan Solo, menggelar Festival SondakArt selama empat hari mulai...

Upacara Pembukaan Peparnas 2024 Berlangsung Meriah di Stadion Manahan Solo

Soloevent.id - Upacara Pembukaan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024 berlangsung meriah di Stadion Manahan Solo, Minggu...

Rasamadu Heritage Hadirkan ‘Cubic’ Pengalaman Imersif Interaktif Pertama di Solo

Soloevent.id - Rasamadu Heritage atau yang sebelumnya bernama The Heritage Palace, dulunya adalah pabrik...

More like this

Mengenal Asal Usul Kampung Sondakan Lewat Festival SondakArt

Soloevent.id - Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan Solo, menggelar Festival SondakArt selama empat hari mulai...

Srawung Budaya Jebres, Wujud Upaya Peningkatan UMKM dan Pelestarian Budaya

Soloevent.id - Upaya peningkatan Usaha Mikro Kecil Menangah (UMKM) dan pelestarian budaya ternyata bisa...

Wiyosan Setu Pon Mangkunegaran, Aset Budaya Yang Masih Terjaga Kelestariannya

Soloevent.id - Selama dua malam berturut-turut dari Sabtu - Minggu (28 - 2 /...