Soloevent.id – Meski hanya berlangsung selama semalam saja, gelaran Pra Event Rock In Solo 2022 patut mendapat apresiasi dan pujian tinggi. Acara yang mengusung tajuk A Jorney of Rock In Solo ini berhasil memadukan irama musik cadas rock dan instrumen gamelan yang lebih dikenal sebagai musik tradisional.
Dalam pertunjukan yang diadakan di Terminal Conventation Hall pada hari Sabtu, 18 Desember 2021 kemarin, ada tiga macam instrumen yang dimainkan. Masing-masing adalah gamelan Sekaten, Banyuwangi dan Jawa. Semua disatukan dengan dentuman metal grup rock Down For Life (DFL).
Grup ini digawangi oleh Stephanus Adjie sebagai vokalis, Isa Mahendrajati dan Rio Baskara sebagai pemain gitar. Selain itu ada Mattheus Amadeus di bass, Muhammad Abdul Latief yang jadi pemain drum dan Adria Sarvianto pada sequencer. Sedangkan gamelannya merupakan hasil garapan musisi tradisional Gondrong Gunarto.
Ruang seni musik yang demokratis
Penampilan mereka mampu membuat penonton jadi terbius saat menyaksikan atraksi musik campuran tersebut. Berbagai judul lagu seperti Apokaliptika, Menuju Matahari, Liturgi Penyesatan, Tertikam Dari Belakang, Pasukan Babi Neraka dan lainnya selalu mendapat sambutan meriah dan tepuk tangan membahana dari penonton.
Beberapa seniman kondang lain dari kota Solo mulai dari DD Crow, Whawin Laura, Agus Mbendhol Margiyanto, Pintus Vokalis Bandosa dan penyanyi keroncong Endah Laras ikut bersemangat meramaikan pegelaran ini.
Mereka sukses menciptakan ruang seni musik yang begitu demokratis tanpa ada sekat. Lagu Jawa yang merupakan bagian terpenting dari seni karawitan atau gamelan selalu terdengar asyik di telinga ketika menyatu dengan dengan syair lagu-lagu cadas.
Endah Laras yang hadir bersama gitaris DD Crow melakukan aksi kolaborasi dengan DFL melalui lagu Menuju Matahari. Endah Laras yang mengenakan baju kebaya dan bersanggul mengawali atraksi tersebut dengan sebuah tarian menggunakan selendang.
Gaya tarinya yang terlihat kenes selalu bisa mengimbangi irama gamelan Banyuwangi berirama cepat. Selanjutnya suara biduan yang melengking tinggi ini langsung disusul oleh irama cadas DFL yang suara vokalisnya terdengar sangat berat.
Hasilnya, penonton jadi semakin menikmati pertunjukan unik ini. Tidak jarang pula mereka menggoyangkan badan sambil melakukan gerakan headbanging meski harus tetap duduk di kursi karena ada protokol kesehatan (prokes).
Di gelaran Pra Event Rock In Solo 2022 ini, walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka ikut menyaksikan secara langsung. Dia mengakui bahwa pertunjukan ini masih kurang mengenakan terkait adanya prokes. Meski demikian dia punya harapan tinggi pada kawula muda Solo untuk tidak pernah patah semangat menggelar acara tersebut.
Apalagi acara ini tidak ada di kota lain, sehingga dapat menjadi proyek percontohan. Selain itu dia menyampaikan pesan khusus agar pegelaran Rock In Solo 2022 pada tahun depan bisa berlangsung lebih sukses dan meriah.