Soloevent.id – Bersama Yogyakarta dan Bali, Solo akan menjadi pilot project atau percontohan bagi pengembangan industri wisata kebugaran di Indonesia. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibyo dan Walikota Surakarta Gibran Rakabuming telah meluncurkan program ini pada hari Jumat kemarin atau 19 November 2021 di Dalem Doyoatmajan, Jl. Slamet Riyadi 285.
Event Goers, dalam sambutannya Angela Tanoesoedibyo menyatakan, kemenparekraf mempunyai komitmen mengoptimalkan segala potensi dan peluang wisata kebugaran. Terutama dari segi strategi pemulihan industri pariwisata Indonesia. Menurutnya, hal ini bisa diawali dari pengembangan wisata kebugaran di Solo, Bali dan Yogyakarta.
Pada kesempatan event tersebut Angela juga menyebutkan jika wisata kebugaran bisa hadir sebagai top of mind atau strategi pemasaran untuk wisatawan nusantara dan mancanegara. Karena itu tidak hanya Solo, Bali dan Yogyakarta saja, Kemenparekraf berencana memajukan potensi wisata ini di daerah-daerah lain.
Potensi Kota Solo
Sementara itu Gibran Rakabuning Raya mengatakan jika selama ini wisata kebugaran atau wellness tourism sudah menjadi bagian dari gaya hidup di masyarakat. Melalui dukungan dari Kemenparekraf dan bekerja sama dengan Indonesia Wellness Institute (IWI), Solo meluncurkan brand wisata baru, yaitu Solo Wellness City, City of Java Wellness.
Melalui program ini pula Gibran berharap bisa menjadi langkah awal untuk memberi dampak positif terhadap pengembangan industri pariwisata. Sehingga pada saatnya nanti dapat menular ke daerah-daerah lain, sehingga terjalin hubungan kerja sama yang baik untuk memajukan pariwisata Indonesia.
Selanjutnya Gibran menceritakan, wisata kebugaran itu sebenarnya sudah sejak lama digarap di kota bengawan tetapi baru sekarang jadi tren dan bomming. Penyebabnya adalah karena masyarakat makin menyadari arti penting menjaga kesehatan. Terutama semenjak ada pandemi covid-19.
Dengan adanya kemajuan ini, pemerintah kota Surakarta akan semakin mematangkan program tersebut. Misalnya dengan cara menggali jamu-jamuan, fasilitas olahraga, spa dan sebagainya. Agar semua dapat maju dan berkembang dengan baik, sebaiknya ada standarisasi dan pendampingan.
Contohnya antara lain industri jamu di Baluwarti, harus memiliki kemasan yang lebih bagus dan mendapat izin edar dari BPOM dan sertifikat halal dari MUI. Selain itu ada Rumah Sakit Bung Karno yang akan dijadikan sebagai pusat pengobatan herbal atau tradisional.
Sehubungan dengan hal ini, Gibran ingin mengadakan kerja sama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat Tradisional (B2P2TOT). Langkah ini merupakan bentuk usaha preventif, jamu-jamuan, olahraga dan gaya hidup sehat baik secara fisik maupun mental.
Di kesempatan yang sama Event Goers, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta, Aryo Widyandoko menyebutkan bahwa pihaknya tidak akan melangkah sendiri dalam memajukan industri wisata kebugaran. Dispar siap menggandeng daerah sekitar Solo seperti Sukoharjo, Karanganyar Sragen dan sebagainya. Sehingga dari event ini, diharapkan pariwisata Solo Raya bisa semakin maju dan berkembang.