Soloevent.id – Selain menjadi pendiri perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), almarhum H.M. Lukminto rupanya juga merupakan kolektor karya seni. Dan sekarang, koleksi-koleksinya bisa dinikmati di Tumurun Private Museum.
“Tumurun memiliki makna mewariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Hari ini, museum kami buka secara umum. Kami mengundang 300 pengunjung untuk melihat koleksi Tumurun,” ungkap Iwan Kurniawan Lukminto, putra H.M. Lukminto sekaligus owner Tumurun Private Museum, saat soft opening museum tersebut, Sabtu (14/4/2018).
AwaInya, Iwan merasa sayang saat melihat koleksi ayahnya yang hanya diletakkan di garasi dan tidak terawat. Ia bersama sang istri yang juga penikmat seni, Mira C. Setiady, kemudian berinisiatif untuk menjadikannya dalam satu tempat.
Lelaki yang kerap disapa Wawan itu menguraikan, Tumurun Private Museum menjadi salah satu apresiasi keluarga besar Lukminto dalam bidang seni di Indonesia, khususnya seni rupa. “Tujuannya menghargai seni rupa di Indonesia. Seni rupa di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Namun, peminat dalam negeri ternyata masih sangat kurang,” ungkapnya.
Tumurun Private Museum berada di Jalan Kebangkitan Nasional RT 02/RW 04 Teposanan, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo. Ada 100-an koleksi karya seni yang dipajang, di antaranya lukisan karya anak bangsa dan perupa internasional, karya seni artifisial, serta tiga mobil antik.
Namun sayangnya, museum ini masih bersifat privat dan dibuka secara terbatas. Menurut Wawan infrastrukturnya belum memadai untuk menyambut pengunjung dalam jumlah banyak. Walau begitu, pengelola membuka lebar kesempatan bagi instansi yang ingin berkunjung dengan membuat janji terlebih dahulu.