Soloevent.id – Sekitar tahun 1980-1990 an di kota Solo sedang trend restoran dengan lesehan di gubug bambu atau gazebo. Dulu yang menjadi pioner atau dianggap yang pertama dan ramai dikenal dan dikunjungi adalah lesehan Pondok Bambu di Jl Adi Sucipto atau di ujung tugu Mustoko di depan Solopos. Tapi kemudian berubah nama menjadi Palm Resto.
Setelah Pondok Bambu sukses maka disusul dengan munculnya beberapa lesehan di kota Solo diantaranya lesehan Rasa Mirasa di Kartasura atau tepatnya di depan Goro Assalam. Ciri khas dari lesehan adalah makan di tengah taman dengan suara air mengalir yang sengaja dibuat.
Lalu ada kenthongan  bambu untuk memanggil pramu saji. Menu yang khas dari lesehan bambu itu biasanya ada gurami asam manis, kakap dan lele baik bakar dan goreng. Tempe dan tahu goreng dengan sambal.
Selain ikan laut dan tawar dulu sebelum ada bebek goreng biasanya juga tersedia ayam kampung atau burung dara ditambah sambal terasi mentah. Untuk sayurnya ada sayur asem, sup ayam, urap dan juga ca kangkung. Juga ada bakmi goreng. Semua menu di hidangkan dalam wadah besar, nasinya juga dalam wadah bambu dan pemesan yang biasanya berkelompok mengambil secara prasmanan. Menu lawas seperti Gudeg suwir, selat segar dan bistik, juga tersedia.
Minumannya selain es jeruk, es soda gembira, es campur, es teh juga ada es degan, dan tesedia degan utuh. Minuman yang lain adalah es beras kencur dan es buah. Di waktu tertentu, misalnya bulan puasa tersedia menu takjil atau pembuka puasa seperti es kolak pisang dan dawet.
Ciri lainnya lesehan bambu itu biasanya buka sampai malam hari, dan di malam hari suasananya makin indah oleh lampu-lampu bohlam kuning yang lembut, kadang juga ada musik latarnya. Atau juga grup musik yang tampil.
Dari Rasa Mirasa disusul lesehan Boga-Bogi dan Pring Sewu yang juga berada di Jl Adi Sucipto. Sampai ini di tengah persaingan dan banyaknya warung makan yang ada, lesehan ala 90 an itu tetap hidup.