Soloevent.id – Bertepatan dengan Hari Bakti Pos dan Telekomunikasi (27/9), Pemerintah melalui PT Pos Indonesia (Persero) menerbitkan prangko seri Satelit Indonesia 2016. Beberapa hari sebelumnya bertepatan dengan Hari Tani (24/9), juga telah telah diterbitkan perangko seri rempah-rempah nusantara.
Kepala Kantor Pos Cabang Solo, Adi Susanto menyatakan penerbitan prangko seri satelit dan rempah-rempah tersebut guna semakin memperkenalkan Indonesia yang kaya akan produksi rempah-rempah dan keberagaman seri satelit yang dimiliki.
“Dengan seri prangko ini kami menginformasikan mengenai kekayaan budaya Indonesia seperti tarian tradisional, hewan-hewan langka, rempah-rempah. Jadi prangko bisa menceritakan apapun. Tidak hanya untuk masyarakat Indonesia saja. Prangko ini juga bisa sampai ke luar negeri. Jadi juga untuk menginformasikan ke semua lapisan masyarakat serta menarik wisatawan datang kesini,”ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (28/9/2016).
Adi menjelaskan, satu seri prangko Satelit Indonesia 2016 terdiri dari 6 desain satelit yang terdapat di Indonesia. Yaitu Satelit Lapan A2, Lapan A3, Telkom 1, Telkom 2, Palapa-D dan BRIsat. Seri Satelit Indonesia terdiri dari Sampul Hari Pertama (SHP), Souvenir Sheet (SS) dan Prangko SHP yang dicetak sebanyak 2000set yang setiap setnya dibanderol Rp 30.000. SS dicetak sebanyak 12.000 keping dan dibanderol seharga Rp 10.000. Sementara prangko 4.000 dihargai Ro 96.000 per lembar yang dicetak sebanyak 200.000 set. Seperti halnya prangko seri gerhana, prangko seri ini akan memperlihatkan skema perjalanan satelit ketika disorot melalui smartphone.
Sementara empat jenis rempah yang dianggap paling terkenal di Indonesia dipilih menjadi desain prangko. Yaitu pala, kayu manis, lada dan cengkeh. Seri rempah-rempah nusantara terdiri dari SHP yang dicetak sebanyak 2.000 set dengan harga Rp 18.000 per set. Prangko 3.000 seharga Rp 60.000 per lembar yang dicetak 150 set, serta 4 lembar kartu pis seharga Rp 8.000 per set.
“Biasanya filateli yang sering berburu prangko seri terbaru seperti ini. Bahkan mereka selalu updet dan hafal momen-momen tertentu kapan kami menerbitkan prangko. Meski tergeser dengan media elektronik, pengiriman surat masih meningkat yang dimanfaatkan oleh perusahaan atau lembaga kepada klien masing-masing,”tandasnya.