Soloevent.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta menggelar Lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) Kota Surakarta, Selasa-Rabu (6-7/5/2025) di Solo Technopark. Tema yang diambil yakni Pengembangan Kreativitas dan Inovasi Inklusif untuk Mendukung Daya Saing Daerah Menuju Kota Budaya yang Sejahtera dengan fokus bidang pertanian, pangan, energi, teknologi, kesehatan, industri kreatif, pendidikan, dan komunikasi.
Tahun ini lomba krenova diikuti oleh dua kategori yaitu pelajar dan masyarakat umum. Ada sebanyak 81 tim yang turut serta terdiri dari 17 SMP sederajat dan 40 SMA sederajat. Sedangkan kategori masyarakat umum terdiri dari 11 tim masyarakat non akademisi atau komunitas dan 13 tim dari perguruan tinggi.

Salah satu hasil karya peserta lomba yang dipamerkan yaitu spesifikasi bahan bakar alternatif (BBM) diesel/solar dari pirolisis kondensat tar (by-product) gasifikasi sampah TPA Putri Cempo. Penelitian dan inovasi yang menarik dari Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret. Didasari dari keprihatinan atas limbah sampah maka tercetuslah ide untuk memanfaatkan limbah tersebut menjadi lebih bermanfaat. Mahasiswa pascasarjana tersebut menciptakan bahan bakar solar dari olahan limbah yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu masih ada karya dari siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Surakarta dengan hasil karyanya yaitu Herbavers atau plester luka herbal. Produk ini terbuat dari kulit pisang kepok, daun sirih dan lidah buaya. Produk karya ini juga dibuat untuk meminimalisasi efek samping dari plester luka berbahan kimia.

Tahun ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya, nantinya 10 karya terbaik (5 kategori pelajar dan 5 kategori umum) berpeluang masuk dalam katalog inovasi milik pemerintah kota yang bernama Solo Techno Shop. Para pemenang karya akan mendapatkan pendampingan implementasi yang meliputi proses pendanaan, pengembangan produk, perlindungan hak kekayaan intelektual hingga pemasaran di market baru milik Pemkot Surakarta.
Sementara untuk sistem penjuriannya melibatkan tim ahli yang terdiri dari akademisi, pelaku bisnis, praktisi (inventor startup unicorn), pengelola Solo Tecbnopark hingga perbankan atau investor. Sementara aspek penilaian fokus pada originalitas, kepeloporan, penerapan di masyarakat, kemanfaatan dan keberlanjutan.
