Soloevent – International Mask Festival (IMF) 2024 resmi digelar Jumat malam (15/11/24) di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta. Festival yang menjadi agenda tahunan kota Solo sejak 2014 ini kembali menyatukan budaya lokal dan internasional melalui pertunjukan seni topeng dan juga dapat disaksikan di kanal youtube resmi, International Mask Festival.
Acara dimulai pukul 15.00 WIB, dibuka dengan penampilan Tribhuwana delegasi Solo dengan penampilan “Topeng Suminten”. Diikuti dengan Ganna Siddhi Art dari Yogyakarta dan Sanggar Terap dari Riau. Serta delegasi luar negeri, yakni Chinese Youth Goodwill Association dari Taiwan sebagai penutup acara sesi sore.
Sementara itu, sesi utama berlangsung pada pukul 19.00 dengan sambutan Chief Executive IMF 2024, Putri Pramesti Wigaringtyas mengenai makna seni topeng bagi IMF.
Dengan bertemakan, “The Beauty of Solidarity”, Pramesti menyatakan bahwa IMF 2024 adalah perayaan nilai-nilai universal yang mempertemukan dunia melalui seni topeng. Dimulai dari adanya 22 delegasi open call, 16 delegasi dalam negeri, dan 8 delegasi mancanegara dengan latar belakang berbeda.
“Topeng bukan sekadar simbol atau warisan, tetapi juga jembatan yang menghubungkan berbagai suku dan budaya dalam semangat kebersamaan. Kekayaan seni topeng mencerminkan solidaritas antarbangsa, sekaligus membuka peluang bagi wisatawan untuk mengenal lebih dalam keindahan budaya kita melalui pertunjukan dan pameran yang menarik perhatian dunia,” jelas Pramesty.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat yang hadir untuk merayakan “The Beauty of Solidarity”. Sebuah wujud melanggengkan warisan budaya dan simbol kebersamaan serta perdamaian dengan perbedaan budaya yang ada.
Melalui IMF 2024, kebudayaan Indonesia menjadi salah satu nilai untuk diperkenalkan di panggung global serta membuka peluang ekonomi berbasis budaya. Hal ini sejalan dengan sambutan Nia Niscaya selaku Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf.
“SIPA dan IMF adalah bukti konsistensi dalam mendukung ekosistem ekonomi kreatif. Dengan komunitas yang solid dan kolaborasi yang erat bersama pemerintah daerah Surakarta, acara ini terus menjadi mitra penting dalam mengembangkan pariwisata berbasis budaya,” jelas Nia Niscaya.
Hasil dari konsistensi tersebut diwujudkan pada IMF 2024 kembali masuk dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN). Ini merupakan sebuah pencapaian yang membutuhkan perjuangan dan melalui kurasi ketat.
“Dengan kembali terdaftar dalam KEN, semoga event ini tidak hanya memperkuat daya tarik ekonomi kreatif, tetapi juga semakin mengokohkan posisi Kota Solo sebagai pusat pariwisata budaya yang mendunia,” imbuh Nia Niscaya.
Pembukaan IMF 2024 berlangsung meriah dengan dipukulnya alat musik kenong sebagai tanda. Dilanjutkan dengan penampilan delegasi dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Semarak Candrakirana Art Center (Solo), Iing Sayuti (Indramayu), Sanggar Seni Tunas Rimba Gemilang Jaya & Sanggar Seni Budaya Telabang (Kalimantan Timur), Sekuni (Bali), Sanggar Seni Ayu Putri (Kalimantan Selatan), Sanggar Patmaraga (Kalimantan Selatan) hingga Malang Dance Company. Para delegasi dalam negeri ini membawa warna khas daerah masing-masing melalui tarian topeng yang penuh makna dan simbolisme.
Seperti tarian Mangudang Topeng oleh Sanggar Seni Patmaraga (Kalimantan Selatan) menghidupkan kembali ritual mistis leluhur pedalaman Balangan. Dimana roh leluhur diundang melalui topeng yang diasapi kemenyan, menghadirkan suasana sakral untuk menciptakan harmoni spiritual, sekaligus melestarikan tradisi budaya yang kaya makna.
Tak kalah menarik, delegasi internasional juga memukau para penonton. Perwakilan dari Chinese Dance Company (Singapura), DongRae Traditional Society (Republik Korea), Jeongeun Hwang (Republik Korea), Jawaharlal Nehru Indian Cultural Center (India), BWC Dance Company (Republik Korea), hingga College of Creative Arts UiTM (Malaysia) tampil membawakan seni topeng dengan nuansa global yang tetap menghormati akar tradisional mereka. Penampilan ini menjadi bukti nyata bahwa seni adalah bahasa universal yang mampu menyatukan keberagaman.
Sebagai salah satu delegasi internasional, BWC Dance Company (Republik Korea) menghadirkan karya bertajuk “Breathe & K-Dance Your Soul Away”. Sebuah pertunjukan yang memadukan harmoni napas kehidupan dengan energi dinamis tarian. Melalui gerakan bebas dan penuh jiwa, pertunjukan ini menangkap semangat eksplosif modernisasi K-POP, menghadirkan tarian yang tidak hanya sebagai ekspresi seni, tetapi menghubungkan jiwa dengan energi universal khas Korea.
Hari pertama IMF tidak hanya menyuguhkan seni pertunjukan, tetapi juga bazaar kuliner dan kerajinan lokal yang memperkaya pengalaman pengunjung. Pameran topeng juga menjadi salah satu daya tarik utama, memberikan wawasan tentang keunikan setiap budaya yang diwakili. Acara dilanjutkan dengan pembagian sertifikat kepada para delegasi yang tampil hari pertama. Sebelum ditutup sepenuhnya dengan penampilan Handarbeni, band lokal Solo yang memukau penonton. Dengan bertemakan “Merajut Mimpi”, Handarbeni menginspirasi penonton dengan lagu-lagunya untuk mencintai dan meyakini diri sendiri.
Sementara itu, IMF 2024 akan dilanjutkan pada 16 November 2024 mulai pukul 15.00 WIB di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta. Tentunya dengan penampilan delegasi lain yang tak kalah memukau dari hari pertama, terutama bintang tamu Fanny Soegi yang patut ditunggu oleh para penonton.