Friday, October 11, 2024
spot_img
HomeHeadlineTradisi Bagikan Udhik-Udhik di Grebeg Mulud Sekaten Kasunanan Surakarta Hadiningrat

Tradisi Bagikan Udhik-Udhik di Grebeg Mulud Sekaten Kasunanan Surakarta Hadiningrat

Published on

spot_img
spot_img

Soloevent.id Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar Hajad Dalem Pareden Garebeg Mulud JE 1958 di Halaman Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Senin (16/9/2024). Dalam acara ini sepasang gunungan diarak dari Kori Kamandungan menuju Masjid Agung Solo.

Sepasang gunungan tersebut adalah Jaler (laki-laki) dan Estri (perempuan). Gunungan Jaler melambangkan laki-laki. Sementara Gunungan Estri melambangkan perempuan. Keduanya memiliki makna bahwa di kehidupan ini, laki-laki dan perempuan akan berdampingan.

Untuk isiannya, Gunungan Jaler berisikan hasil bumi, artinya makanan-makanan yang masih mentah. Seperti, polo kependem, polo kesrimpet dan polo gumantung. Ada tiga unsur yang artinya seorang laki-laki harus bekerja, dinamis dan mencari penghidupan bagi keluarganya. Sementara Gunungan Estri, berisi makanan siap saji. Artinya seorang perempuan harus siap mengolah hasil bumi menjadi makanan untuk kebutuhan hidup keluarga.

Tradisi Grebeg Mulud ini sudah ada sejak dahulu, turun temurun hingga sekarang. Sebagian masyarakat percaya ini tradisi ngalap berkah. Banyak yang rela berdesak-desakan untuk ikut berebut gunungan.

Selain tradisi arak-arakan gunungan di acara Grebeg Mulud juga ada tradisi pembagian Udhik-Udhik kepada masyarakat sekitar. Prosesi Udhik-Udhik adalah momen paling ditunggu-tunggu masyarakat karena berkesempatan mendapatkan uang logam sebagai wujud atau simbol sedekah dari raja untuk rakyat.

Udhik-Udhik yang dibagikan berupa uang logam pecahan senilai 100, 500 dan 1000 rupiah. Tradisi pembagian Udhik-Udhik dilakukan setelah prosesi arak-arakan dan pembagian gunungan utama. Tradisi ini dilakukan didepan pintu masuk Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Udhik-Udhik sendiri merupakan simbol berbagi antara keluarga Keraton Solo dengan masyarakat. Pembagian Udhik-Udhik oleh keluarga keraton juga memiliki makna simbolis sebagai bentuk kepedulian Keraton Solo terhadap masyarakat.

Salah satu warga asal Ponorogo ikut berebut Udhik-Udhik. Ia datang bersama rombongan keluarga. “Saya sebenarnya ingin berwisata saja ke Solo, mumpung liburan tapi ada acara seperti ini sekalian melihat. Kemarin, jalan-jalan ke Masjid Agung, Pura Mangkunegaran dan mampir Pasar Klewer juga,” ujarnya kepada soloevent.

Grebeg Mulud Sekaten merupakan tradisi puncak dari Keraton untuk memperingati hari kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad SAW. Di perayaan Sekaten tahun ini, masyarakat bisa melihat hiburan pasar malam di Halaman Keraton Utara dan Halaman Pasar Klewer. Selain itu, banyak jajanan dan mainan tradisional khas Sekaten, seperti celengan gerabah, perahu othok-othok, arum manis, jenang, dll.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Upacara Pembukaan Peparnas 2024 Berlangsung Meriah di Stadion Manahan Solo

Soloevent.id - Upacara Pembukaan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024 berlangsung meriah di Stadion Manahan Solo, Minggu...

Rasamadu Heritage Hadirkan ‘Cubic’ Pengalaman Imersif Interaktif Pertama di Solo

Soloevent.id - Rasamadu Heritage atau yang sebelumnya bernama The Heritage Palace, dulunya adalah pabrik...

Srawung Budaya Jebres, Wujud Upaya Peningkatan UMKM dan Pelestarian Budaya

Soloevent.id - Upaya peningkatan Usaha Mikro Kecil Menangah (UMKM) dan pelestarian budaya ternyata bisa...

More like this

Rasamadu Heritage Hadirkan ‘Cubic’ Pengalaman Imersif Interaktif Pertama di Solo

Soloevent.id - Rasamadu Heritage atau yang sebelumnya bernama The Heritage Palace, dulunya adalah pabrik...

Srawung Budaya Jebres, Wujud Upaya Peningkatan UMKM dan Pelestarian Budaya

Soloevent.id - Upaya peningkatan Usaha Mikro Kecil Menangah (UMKM) dan pelestarian budaya ternyata bisa...

Wiyosan Setu Pon Mangkunegaran, Aset Budaya Yang Masih Terjaga Kelestariannya

Soloevent.id - Selama dua malam berturut-turut dari Sabtu - Minggu (28 - 2 /...