Belum lama ini di Kabupaten Sragen persisnya di Desa Sribit, Kecamatan Sidoharjo diadakan sebuah event budaya yang sangat menarik bertajuk Pasar Tambak Kumandang. Puncak gelaran ini berlangsung pada Kamis, 25 Juli 2024 dan sukses mendatangkan ribuan pengunjung.
Banyak masyarakat yang berbondong-bondong menghadiri acara tersebut apalagi dalam waktu bersamaan ada atraksi kirab budaya dari siang hingga sore. Kemudian pada malam harinya ada pertunjukan wayang kulit yang membuat pengunjung makin membludak.
Hanya Digelar Satu Tahun Sekali
Pasar Tambak Kumandang merupakan sebuah tradisi yang sangat khas dan unik karena hanya digelar setiap tahun saja pada bulan Sura menurut kalender Jawa. Selain itu pedagangnya juga hanya menjual barang-barang kebutuhan pertanian dan rumah tangga yang semuanya terbuat dari gerabah atau bambu.
Mulai dari caping, pecut, tenggok, kendi, cobek dan sebagainya. Menariknya lagi jika ada yang ingin membeli tidak menawar dan budaya tersebut sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Jadi ketika ada kecocokan langsung transaksi jual beli, sehingga sangat berbeda dengan pasar tradisional lain yang biasanya masih menerapkan sistem tawar menawar.
Pada umumnya pula sesudah memilih barang, tidak sedikit pengunjung yang masuk ke lokasi patok untuk berdoa atas belanjaan yang telah mereka beli. Banyak yang meyakini, barang yang dibeli dalam tradisi tersebut bisa membawa berkah berupa hasil pertanian yang melimpah atau kebahagiaan dan kesejahteraan lainnya.
Perlu Diperluas
Daya tarik yang luar biasa ini mendorong sejumlah elemen masyarakat untuk ikut mengambil partisipasi. Salah seorang anggota DPRD Sragen dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga hadir dalam event tersebut, Fathurrohman ikut memberi saran. Menurutnya, Pasar Tambak Kumandang berada di lahan yang tidak terlalu luas.
Untuk itu dia menyarankan untuk tahun-tahun berikutnya lebih baik menggunakan tempat lain misalnya tanah kas desa. Sehingga areanya bisa diperluas dan mampu menampung pengunjung dalam jumlah yang lebih banyak. Hanya saja pada sisi lain Fathurrohman mengakui bahwa hal tersebut tergantung pada kebijakan dari pemerintah desa (Pemdes) setempat.
Selain itu ada masukan lain yang dia sampaikan agar Pasar Tambak Kumandang tidak hanya digelar setiap tahun saja. Bahkan jika memang punya potensi tinggi, dapat diadakan tiap pekan sekali. Apalagi tradisi ini telah masuk dalam daftar destinasi wisata desa sehingga Pemkab bisa mengajukan dana bantuan dari pusat untuk pengembangan.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Sragen, Joko Hendang Murdono ikut memberi ketegasan. Pasar Tambak Kumandang memiliki potensi wisata istimewa karena secara ekonomi bisa memberi manfaat besar bagi warga.
Dia juga menerangkan, Pasar Tambak Kumandang merupakan event yang mampu mengangkat budaya tradisional dan kearifan lokal. Sehingga pihaknya tidak segan mengasih dorongan pada Pemdes setempat untuk mengembangkan potensi tersebut semaksimal mungkin.