Soloevent.id – Bagi para pecinta seni khususnya foto dan lukisan, ada sebuah even menarik yang tak boleh terlewatkan di Solo. Suatu ajang pameran seni bertajuk ‘KARTSBA’ digelar di Museum Tumurun yang berlokasi di Jl. Kebangkitan Nasional No.2, Sriwedari hingga 25 Mei 2024.
Bertindak sebagai kurator pada even menarik ini adalah Hendra Himawan. Sedangkan koleksi yang dipamerkan antara lain merupakan karya dari Srihadi Soedarsono, Abdul Djalil Pirous, Ahmad Sadali, Sunaryo, Fadjar Sidik, But Muchtar, dan masih banyak lagi.
Latar Belakang Pergerlaran Pameran
KARTSBA yang merupakan kebalikan dari kata ‘ABSTRAK’ adalah genre yang jadi salah periode penting dalam sejarah perjalanan seni modern di Indonesia. Pembalikan ini memiliki pengaruh tinggi terhadap proses membaca dan menelaah liku-liku krusial perkembangan seni abstrak. Selain itu menjadi ajang eksplorasi terhadap ide-ide atau gagasan sejarah dan praktik artistik yang bersifat inovatif.
Kehadiran lembaga formal pendidikan seni, diplomasi geopolitik usai perang, dampak perang dingin, hingga perdebatan budaya, jadi faktor terpenting atas perkembangan wacana atau praktik seni abstrak di tanah air. Termasuk peristiwa kelam 1965, turut memberi pengaruh yang tidak kalah besar.
Runtutan kejadian ini melahirkan visi dan citra estetik baru kepada para praktisi seni abstrak. Semua menumpu pada tradisi formalitas ‘seni untuk seni’, eksplorasi ideologi, sosial, politik, dan pemberian makna bagi realitas objek dan alam secara kongkret.
Melalui keragaman corak abstrak beserta ungkapan-ungkapan emosi, tercipta sebuah langgam seni abstrak pada masa 1960-an. Pelacakan esensi seni, pencarian identitas nasional, hingga pencungkilan nilai tradisi hingga segala unsur Ketuhanan turut pula memberi warna dan geliat kegiatan para seniman dalam kurun waktu tersebut.
Segala dinamika dengan beragam polemik seni dalam seni modern tidak pernah lepas dari urusan pertentangan dan dampaknya masih bisa dirasakan sampai saat ini. Bukan itu saja, periode modern ini juga menjadi bagian dari sejarah masa sekarang.
Berdasarkan hal inilah ada upaya untuk kembali ke genre abstrak sebagai wujud usaha untuk menelaah ulang atas segala perubahan dan perkembangan narasi seni. Sesudah itu direflesikan dalam kondisi terkini atau menemui kontekstualisasi melalui perilaku, dan perbincangan sehari-hari.
Sejarah dan Tujuan Pendirian Museum Tumurun
Museum Tumurun sebenarnya merupakan museum privat atau pribadi yang dimiliki oleh Iwan Kurniawan Lukminto, pemilik perusahaan tekstil ternama di Indonesia, PT Sritex. Dia mendirikan museum ini sebagai wujud penghormakan kepada mendiang ayahnya, HM Lukminto yang selama hidupnya jadi penikmat dan kolektor karya seni.
Selama ini Museum Tumurun sudah berulang kali mengadakan pameran karya seni dengan tema berbeda-beda. Ini memang sejalan dengan tujuan pendirian museum itu sendiri, yakni untuk memberi dukungan pada pendidikan seni melalui koleksi-koleksi karya seni bagi semua kalangan.
Mulai dari yang berpengalaman dan sudah mendapatkan sebutan maestro hingga para seniman muda dan pemula. Mereka memiliki kesempatan sama untuk memamerkan hasil karyanya.