Soloevent.id – Setelah tiga tahun libur karena covid-19, Keraton Kasunanan Surakarta kembali giat mengadakan berbagai upacara adat. Salah satunya adalah gelaran Grebeg Besar pada Minggu, 10 Juli 2022 kemaren atau bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha di Masjid Agung yang juga populer dengan sebutan Masjid Gede.
Karena cukup lama absen, tentu saja kegiatan ini langsung mendapat perhatian tinggi dari warga. Mereka sangat antutias menyaksikan atraksi budaya tersebut sambil tidak lupa mencari berkah melalui prosesi rebutan gunungan.
Dihadiri Oleh Putra Mahkota
Putra Mahkota Keraton Kasunanan Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Puruboyo dan beberapa keluarga inti istana hadir dan menyaksikan langsung acara ini. Mereka berdiri bersama sambil menunggu hingga prosesi tersebut mulai berjalan dan setelah itu masuk kembali ke keraton.
Sebagaimana informasi dari Radarsolojawapos, acara diawali dari halaman depan atau Kamandungan Keraton Kasunanan. Puluhan prajurit berjalan beriringan menuju Jalan Supit Urang pada pukul 10:30 WIB. Sambil membawa berbagai tetabuhan, barisan ini terus berjalan dengan tujuan akhir komplek Masjid Agung.
Sementara itu dibelakangnya muncul barisan lain yang membawa dua gunungan besar bernama gunungan jaler (laki-laki) dan gunungan estri (perempuan). Begitu sampai di Masjid Agung, kedua gunungan ini didoakan oleh para ulama. Begitu pembacaan doa selesai dilakukan, Gunungan Estri langsung dibagikan kepada masyarakat.
Uniknya proses pembagian ini tidak seperti biasa. Masyarakat harus saling berebutan agar berhasil mendapatkan isian gunungan yang terdiri dari aneka macam hasil bumi terutama sayur dan buah-buahan. Sedangkan untuk gunungan jaler dibawa kembali ke keraton dan dibagikan kepada para abdi dalem.
Makna Idul Adha dan Grebeg Besar
Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Solo KRA Dani Nur Adiningrat menyampaikan rasa gembiranya atas terselenggaranya upacara adat tersebut. Apalagi mengingat selama sekitar tiga tahun terakhir acara ini ditiadakan sehingga masyarakat harus menanti dalam jangka waktu yang cukup lama.
KRA Dani menerangkan, selama pandemi covid-19 sebenarnya pihak keraton tetap mengadakan agenda ini secara rutin. Tapi tidak disertai dengan kirab dan diganti oleh kegiatan lain berupa wilujengan dan yang boleh hadir hanya kalangan internal keraton saja.
Pada sisi lain KRA Dani juga sangat berharap, pada tahun-tahun mendatang tradisi ini bisa berlangsung kembali secara lebih meriah. Dia menginformasikan, untuk tahun ini acara Grebeg Besar hanya dapat diikuti oleh sekitar 400 prajurit dan abdi dalem saja. Padahal sebelumnya bisa mencapai ribuan peserta.
Harapan lain yang tak kalah bermakna disampaikan oleh Pengulu Tafsir Anom KRAT Muh. Mukhtarom Pujonagoro. Dalam wawancaranya dengan PikiranRakyat, pengulu ini berharap melalui Grebeg Besar masyarakat terutama umat Islam makin memahami tujuan utama dari perayaan Idul Adha.
Menurutnya, setiap manusia itu harus punya jiwa pengurbanan, berani meninggalkan sifat kehewanan dan menonjolkan nilai-nilai humanisme. Selain itu tidak pernah lupa bersyukur kepada Allah atas segala anugerah yang sudah diterima selama ini.