Friday, November 7, 2025
spot_img
HomeWhat's On SoloSusah Senangnya Seorang Joki Tong Setan

Susah Senangnya Seorang Joki Tong Setan

Published on

- Advertisement -spot_img

Soloevent.id – Menjadi joki tong setan itu tidak mudah. Risiko mengalami kecelakaan sangat besar. Itu pernah dialami oleh Devi Apriliani, si joki tong setan wanita. Dua tahun lalu, di awal bekerja sebagai joki tong setan, perempuan berjilbab ini pernah mengalami patah tulang di bagian pundak. “Waktu itu pernah jatuh karena pengaruh dari [papan] tongnya, kayak kurang aman sama terlalu licin. Ban motor jadi bocor. Lebih disebabkan ke masalah teknis keamanannya,” jelas Devi saat ditemui Soloevent.

Tak cuma masalah fisik, jauh dari keluarga karena harus berkeliling ke berbagai kota di Indonesia juga sering bikin perasaannya bergolak. Apalagi saat mendapat kabar ada keluarga yang sakit atau kabar-kabar lainnya.

Belum lagi masalah komisi. Bayaran dia sebagai joki tong setan ditentukan seberapa ramai  pengunjung yang masuk ke wahana tersebut. Ia dan joki-joki lain memang sering mendapat saweran, tapi jumlahnya tidak menentu dan itupun dibagi-bagi kepada kru atau untuk makan bersama.

Devi bilang menjadi joki tong setan merupakan pekerjaan sambilan. Pekerjaan utama dan yang paling berat tanggung jawabnya adalah menjadi ibu bagi anaknya yang berumur 17 bulan.

Kisah Devi tidak melulu soal kesedihan. Sekarang sudah banyak yang mengenalinya sebagai joki tong setan wanita. Tidak hanya di Medan dan Aceh – Devi kerap beratraksi di dua kota itu, tapi juga se-Indonesia karena dirinya sempat viral di media sosial. Bahkan ia pernah disorot oleh salah satu media internasional.



Kalau ingin menonton aksi Devi di Solo, kamu bisa mampir ke Gebyar Sekaten di Alun-Alun Kidul Surakarta, sampai 17 November 2019. Setelah Solo, awal Desember mendatang dia dan teman-temannya main di Bali.

Sebagai perempuan, dia memberikan pesan kepada teman-teman sesama wanita untuk tidak ragu melakukan pekerjaan apa pun, selama itu baik dan tidak melanggar norma. “Selama kita bisa dan itu baik, kenapa tidak? Toh laki-laki dan perempuan derajatnya juga sama. Ini juga sudah zaman emansipasi, saatnya para kaum perempuan bangkit,” pungkas Devi.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Gelaran Hari Wayang Dunia XI, Lengkapi Rangkaian Dies Natalis ke-61 ISI Surakarta

Soloevent.id - Hari Wayang Dunia kembali digelar di Institute Seni Indonesia Surakarta (ISI), Sabtu...

Merasakan Pengalaman Wellness Turism di Royal Surakarta Wellness Festival 2025

Soloevent.id - Royal Surakarta Wellness Festival digelar pada 1-30 November 2025 di Kota Solo....

Puncak Acara Milad Rapma FM ke-28 Hadirkan Panggung Gigs Musik di Hetero Space Solo

Soloevent.id - Komunitas radio Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Rapma FM baru saja menggelar perayaan...

More like this

Merasakan Pengalaman Wellness Turism di Royal Surakarta Wellness Festival 2025

Soloevent.id - Royal Surakarta Wellness Festival digelar pada 1-30 November 2025 di Kota Solo....

Solo Furnicraft Expo 2025, Pamerkan Produk Furnitur berkualitas.

Soloevent.id - Pameran Solo Furnicraft Expo 2025 digelar Kamis-Senin (16-20/10/2025) di Sentra Industri Kecil...

Run Sport Tourism Jadi Tren yang Digandrungi Masyarakat Indonesia

Soloevent.id - Tren Wisata olahraga lari kini makin populer dan digandrungi masyarakat Indonesia. Hampir...