Soloevent.id – Siapa, ya, yang bakal terpilih jadi Putra Putri Solo (PPS) 2019? Kamu bisa menyaksikannya dalam Grand Final Putra Putri Solo 2019, yang diselenggarakan di Balai Kota Surakarta, Sabtu (3/8/2019).
Grand Final ini merupakan acara puncak Pemilihan PPS 2019. Sebelumnya, peserta diseleksi hingga akhirnya terpilih 10 pasang finalis. Sejak 24 Juli, mereka dikarantina dan dibekali dengan beberapa materi.
Ketua Yayasan Putra Putri Solo R.Ay. Febri Hapsari Dipokusumo menjelaskan pembekalan kepada 20 finalis PPS 2019 meliputi public speaking, table manner, membatik, English for tourism, personal branding, dan materi lainnya untuk membentuk karakter.
Namun, di babak Grand Final nanti hanya ada 19 peserta yang bakalan berlaga. Dalam jumpa pers di The Sunan Hotel Solo, Kamis (1/8/2019), Febri mengabarkan bahwa ada satu finalis yang mengundurkan diri dikarenakan sakit.
Di malam puncak mendatang, bakal ada pertunjukan kolaborasi antara finalis PPS 2019 dengan anggota Paguyuban Putra Putri Solo. Pementasan tersebut menceritakan bagaimana Indonesia terbentuk.
Salah satu pertunjukannya adalah memerankan tokoh-tokoh nasional yang berjasa dalam mendirikan bangsa yang berdaulat, seperti Ir. Soekarno, Jendral Soedirman, R.A. Kartini, Fatmawati, Paku Buwono X, dan beberapa tokoh lainnya. Selain itu juga akan ditampilkan tari-tari dari daerah lain sebagai bentuk toleransi keberagaman.
Pertunjukan itu dipilih karena tahun ini Pemilihan PPS mengusung tema “Solo the Spirit of Indonesia”. Dari tema tersebut diharapkan agar generasi muda bisa selalu bersemangat dan mengapresiasi para pejuang bangsa.
Performa finalis PPS 2019 akan dinilai oleh dewan juri Tunjung W. Sutirto (UNS Surakarta), Irawati Kusumorasri (Putri Solo pertama, Direktur Solo International Performing Arts), R.Ay. Febri Hapsari Dipokusumo (Ketua dan Pembina Paguyuban Putra Putri Solo), serta Putra Solo 2006 dan 2007.
Dalam gelaran ke-30 ini, Pemilihan PPS diharapkan akan terus melahirkan duta-duta wisata yang mempromosikan kebudayaan Jawa tidak hanya di Solo saja, tapi bisa sampai ke internasional. “Harapan saya, mereka bisa mempromosikan budaya hingga ke panggung internasional,” pungkas Febri.