Soloevent.id – Komunitas-komunitas musik keroncong dari berbagai kota di Indonesia ikut menyemarakkan Solo Keroncong Festival 2019 di Pendhapa Balai Kota Surakarta, Jumat-Sabtu (26-27/7/2019).
Mengangkat tema “Warna-warni Keroncong Nusantara”, penonton diajak menikmati kekayaan musik keroncong dari berbagai derah. Di tangan mereka, keroncong dipadukan dengan budaya lokal setempat.
Orkes Keroncong Porsiba salah satunya. Penggiat musik keroncong asal Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan ini membumbui musiknya dengan irama dan instrumen Melayu.
Tampil di Solo Keroncong Festival 2019, Porsiba kepingin mengenalkan musik keroncong yang khas dari Sumatera Selatan.
Vokalis Porsiba, Titis, mengatakan cukup sulit untuk memadukan dua musik berunsur beda. Seperti yang diketahui, musik Melayu identik dengan instrumen tabuh dan tiup, sedangkan keroncong dikenal dengan instrumen dawai. Selama tiga tahun berkarya, mereka berhasil mengkolaborasikan dua jenis musik itu.
“Ya memang sedikit susah, tapi kami terus mencoba selama tiga tahun ini,” ungkap Titis saat ditemui Soloevent seusai manggung.
Biar regenerasi terjaga, Porsiba mengadakan rekrutmen pemain-pemain muda setiap tahunnya. Salah satu yang berhasil diajak adalah Novi. Vokalis muda Porsiba itu direkrut dari sebuah kontes musik keroncong .
Terkait perkembangan musik keroncong di Sumatera Selatan, diakui Titis masih minim karena selama ini hanya ada dua komunitas keroncong di seluruh Sumatera Selatan. Porsiba adalah salah satunya. Biar keroncong bisa semakin luas dinikmati masyarkakat, mereka kerap mengkolaborasikan dengan musik-musik modern.
Di gelaran kesepuluhnya ini, Solo Keroncong Festival tetap bertujuan untuk membangkitkan seni musik keroncong di tengah maraknya budaya musik modern di kalangan anak-anak muda.