Soloevent.id – Di sebuah panggung, Bektiarni Arum Ningtyas dan seorang teman laki-lakinya sedang balas-membalas syair menggunakan bahasa Melayu. Syair yang mereka baca berisi nasihat untuk anak-anak muda. Tak lupa mereka menyelipkan sentilan kepada pelaku korupsi, pungutan liar, dan lainnya.
Di tanah kelahirannya, apa yang dibaca Bektiarni itu disebut dengan syair gulung. Ia merasa senang bisa menyuguhkan syair gulung kepada masyarakat Kota Solo.
“Alhamdulillah sangat bersyukur bisa tampil dan memperkenalkan budaya dari daerah sendiri, Kalimantan Barat. Saya berasal dari Kabupaten Ketapang, jadi senang sekali bisa membawakan syair Melayu di kota rantau. Overall acaranya juga menarik,” kata mahasiswi semester 2 Universitas Ahmad Dalan Yogyakarta itu.
Malam itu, Arum menjadi salah satu penampil gelaran Pentas Budaya 3 yang diadakan Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat (KPMKB) Surakarta di Plaza Sriwedari, Sabtu (7/4/2018). Acara bertemakan “Cakrawala di Kaki Borneo” ini dihelat oleh mahasiswa asal tanah Borneo yang sedang berstudi di Kota Solo.
Selain Arum, Riko Parhan – mahasiswa semester 2 Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta – juga mengaku senang dapat ikut berpartisipasi dengan menampilkan tari Cidayu bersama rombongan dari Sanggar Rahadjuant Yogyakarta. “Tarian Tidayu menceritakan tiga suku yang ada di Kalimantan Barat yaitu Tionghoa, Melayu, dan Dayak. Kami menari bersama menceritakan keselarasan yang tercipta di antara perbedaan yang ada,” ungkap pria asal Sibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat itu.
Tak hanya tarian, Pentas Budaya 3 juga menampilkan kekhasan Kalimantan Barat, seperti kuliner, atraksi bela diri, pertunjukan musik tradisional, suvenir, sekaligus promosi pariwisata. Acara ini digelar untuk mengenalkan budaya Kalimantan Barat di Kota Solo.