Soloevent.id – Sabtu (17/2/2018) menjadi hari yang membahagiakan bagi Kota Solo. Di hari itu, tempat asal Presiden Joko Widodo ini berulangtahun ke-273. Untuk merayakannya, Pemerintah Kota Solo menggelar Semarak Jenang Sala. Event tersebut merupakan pengganti Festival Jenang Solo yang tahun ini urung diselenggarakan.
Dihelat di Benteng Vastenburg, terdapat 273 stan yang memeriahkan Semarak Jenang Solo. Peserta berasal dari dinas, instansi pemerintahan, hotel, bank, pasar tradisional, dan lain-lain. Ada 17 macam jenang tradisional yang disajikan di acara ini. Jenang-jenang itu penuh filosofi.
Contohnya jenang salaka. Jenang ini melambangkan bahwa kesucian hanyalah milik Tuhan. Sebagai hamba-Nya, manusia wajib mewaspadai nafsu pada dirinya dan selalu mengoreksi diri sebagai jalan mengenal Tuhan.
Lalu ada jenang ngangrang. Jenang berwarna kuning keemasan ini menyimpan makna agar manusia harus selalu belajar mengontrol emosinya agar kekuatan dalam dirinya bisa bermanfaat bagi sesama.
ST. Wiyono, budayawan dari Kota Solo, mengatakan, jenang sudah ada sejak lama. “Dikaji secara historis dan kultural, jenang adalah warisan budaya yang wajib dilestarikan,” jelasnya.
Senada dengan ST. Wiyono, Ketua Panitia Semarak Jenang Sala, Subagiyo, menambahkan, setiap momen hidup manusia, jenang selalu ada. “Sejak manusia dalam kandungan, dilahirkan, dibesarkan, bahkan sampai kembali ke Tuhan, selalu ada jenang di sana,” tuturnya.
Merayakan suka cita hari jadi Kota Solo, jenang-jenang itu dibagikan gratis kepada masyarakat.