Soloevent.id – Enam grup ketoprak se-Solo Raya bertarung untuk menjadi yang terbaik di Festival Ketoprak Solo 2017. Keenam peserta itu yakni Srambi Sukowati Sragen, Sanggar Amurba, Sanggar Wagu Budaya, Sanggar Seni Kemasan, Komunitas Seniman Remaja Gumregah, dan Kethoprak Kembang Sore.
Selama dua hari, Jumat-Sabtu (7-8/7/2017), penampilan peserta akan dinilai oleh tiga seniman yang menjadi dewan juri, yakni Hanindawan Soetikno, ST Wiyono, dan Bondan Nusantara. Setiap peserta diberi durasi 50 menit untuk mementaskan lakon yang digarap.
“Panitia memberikan kebebasan bagi peserta dalam menentukan naskahnya,” jelas Ketua Panitia Festival Ketoprak Solo 2017, Tatak Prihantoro, saat ditemui Soloevent, Jumat, di Gedung Kesenian Balekambang.
Lakon yang ditampilkan di Festival Ketoprak Solo 2017 ialah “Tahta Rembulan” (Srambi Sukowati), “Adanu Blawu” (Sanggar Amurba), “Ampak-ampak Ing Tlatah Bronggah” (Sanggar Wagu Budaya Karanganyar), “Mblabar Kablabaring Marus”, “Kidung Tlatah Serang” (Komunitas Seniman Remaja Gumregah), “Suduk Gunting Tatu Loro” (Ketoprak Kembang Sore). Judul-judul itu mayoritas berlatar kerajaan-kerajaan di Jawa.
Digelar sejak 2008, Festival Ketoprak Solo berkeinginan untuk memasyarakatkan lagi kesenian tradisional ini kepada masyarakat, terkhusus anak muda. Bahkan selama sepuluh tahun penyelenggaraan, ada dampak positif terkait regenerasi. “Tahun ini, mayoritas pemain berusia muda. Penonton juga begitu,” terang Tatak.
Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo – dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Pemerintah Setda Solo, Said Ramadhan, Festival Ketoprak Solo 2017 diharapkan bisa menjadi tempat untuk mengembangkan bakat seniman-seniman muda ketoprak. Di era globalisasi dan multimedia ini, Rudy berpesan agar ketoprak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, tetapi tidak meninggalkan jati dirinya.
Festval Ketoprak Solo 2017 bakal memperebutkan piala bergilir Wali Kota Solo. Selain Penyaji Terbaik, kategori yang dilombakan antara lain Artistik Terbaik dan Sutradara Terbaik.