Soloevent.id – Seusai perform, peserta mulai menyusuri rute karnaval. Kemunculan mereka disambut antusias besar para penonton. Penonton yang telah menanti kehadiran para peserta Solo Batik Carnival 9 langsung merangsek ke tengah jalan.
Penonton tak ingin melewatkan event yang digelar setahun sekali itu. Menggunakan DSLR maupun kamera smartphone, mereka memburu para peserta untuk dijadikan obyek foto maupun diajak berfoto selfie atau groufie.
Tyara salah satunya. Di edisi perdana menonton Solo Batik Carnival, ia langsung dibuat kagum dan ingin ikut berpartisipasi di event selanjutnya. “Ini pertama kalinya saya nonton Solo Batik Carnival. Acaranya keren. Saya langsung tertarik pengen jadi pesertanya,” tutur dia.
Seorang penonton, Dyah Nursita, berpendapat, Solo Batik Carnival harus terus digelar setiap tahun. Menurutnya, Solo Batik Carnival adalah cara agar batik tetap lestari. “Kita sebagai anak muda harus melestarikan budaya. Soalnya kalau bukan kita, siapa lagi?” kata pelajar SMA Batik 1 itu.
Walau pasti merasa lelah karena jauhnya rute karnaval, belum lagi ditambah beratnya beban kostum, tetapi para peserta selalu berusaha memunculkan keramahan dan senyuman kepada penonton yang meminta foto bersama.
Memakai kostum yang memiliki berat sekitar 5,5 kilogram, ditambah sepatu berhak 12 sentimeter, Angel Kusuma Permatasari merasa bangga terhadap perjuangan selama empat bulan di Solo Batik Carnival 9. “Usaha tidak mengkhianati hasil. Aku cukup bangga dengan hasilku sendiri,” ungkapnya.