Soloevent.id – “Kalian belum merdeka”
Kalimat itu terpampang jelas di tengah Galeri Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Karya ink on paper milik Bayu Artrachis itu menggambarkan suasana kekacauan perang: ada yang membidikkan senapan, ada yang tergeletak tak bernyawa, ada pula yang mengacungkan jari simbol perdamaian.
Sang perupa menyatakan, karyanya tersebut menggambarkan kondisi Indonesia. “Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Indonesia masih terjajah dengan kemiskinan, narkoba, vandalisme. Lewat karya ini saya mengingatkan kepada rakyat Indonesia bahwa kalian semua belum merdeka,” tuturnya saat ditemui Soloevent, Selasa (26/4/2016).
Di balik karya itu, terdapat karya apik berjudul “Just Wait and See”. Sang perupa, Reel, menyusun tiga buah balok dan dua kubus. Balok dan kubus menjadi media menuangkan karya realisnya. Reel mengguratkan kapur hingga membentuk wajah seorang kakek di tumpukan itu. Ia cukup detail dalam berkarya. Kerutan wajah serta tekstur kumis dan rambut si kakek terlihat nyata.
Tulisan di atas merupakan sedikit gambaran dari pajang karya Daripada Sepi. Acara helatan mahasiswa Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS angkatan 2014 – yang menamakan diri sebagai Semburat 14 – ini menampilkan 26 karya, antara lain instalasi, mix media, nirmana, dan lain-lain.
Ada misi yang diusung lewat pajang karya tersebut. Salah satu anggota Semburat 14, Dwiky Fajar, mengungkapkan, “Daripada Sepi” adalah respon atas sepinya kegiatan di Galeri Seni FKIP UNS. “Pajang karya ini untuk menghidupkan lagi galeri, karena sudah hampir tiga bulan tidak ada aktivitas di sini. Soalnya kami semua konsen mengurusi pameran-pameran besar,” jelasnya.
Tak hanya itu, salah seorang anggota Semburat 14 lainnya, Bayu Nugroho Aji Saputro, membeberkan, Daripada Sepi juga menjadi ajang mengkritik lambannya respon pihak kampus untuk menambal atap Galeri Seni FKIP UNS yang jebol.
Bayu menguraikan, sejak Desember 2015 atap Galeri Seni mulai jebol karena terkena rembesan air hujan. “Awalnya kecil, tapi sekarang sudah membesar. Di awal tahun ini kami mengajukan permohonan untuk perbaikan galeri kepada pihak kampus. Namun, hingga sekarang belum ada tindakan,” tandasnya.
Sepengamatan Soloevent, atap yang jebol itu direspon oleh mahasiswa dengan sebuah karya instalasi yang dibuat dari botol air mineral bekas. Botol-botol itu dibentuk menyerupai manusia yang sedang bergelantungan.
Dwiky menambahkan, pajang karya Daripada Sepi akan terus dihelat hingga ada kegiatan lain di Galeri Seni FKIP UNS. “Kalau ada kegiatan lagi, baru kami mencopot karya-karya ini,” papar dia.