Wednesday, April 30, 2025
spot_img
HomeFilmPostcard From The Zoo: Film Absurd Mengulik Kehidupan Tanpa Keluarga

Postcard From The Zoo: Film Absurd Mengulik Kehidupan Tanpa Keluarga

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

POSTCARD FROM THE ZOO FILM ABSURD MENGULIK KEHIDUPAN TANPA KELUARGA

Soloevent.id – Film drama surealis, Postcard from the Zoo, tayang perdana di Kota Solo via pemutaran yang diinisiasi komunitas Kisi Kelir dan Kolektif (Jakarta). Senin (7/3/2016). Bertempat di Kedai Camp Brown, pemutaran ini didesain secara intim dan eksklusif.

Film yang dibintangi oleh Ladya Cheryl (Lana) dan Nicholas Saputra (koboi) ini menceritakan tentang perjalanan hidup Lana. Postcard from the Zoo diawali adegan Lana kecil yang mencari ayahnya di kawasan penuh pepohonan di dalam area Kebun Binatang Ragunan, Jakarta. “Bapak, bapak!,” teriaknya. Sang sutradara, Edwin, tidak menjelaskan siapa bapak dan alasan mengapa Lana ditinggalkan sendirian di kebun binatang.

Tumbuh di kebun binatang, Lana sangat akrab dengan binatang-binatang yang ada di dalamnya. Mungkin Lana menganggap Jera (jerapah), Nia (kudanil), Puji (harimau), dan nama-nama lain adalah keluarganya. Perkembangan Lana tidak bisa dilepaskan dari peran para pelatih binatang dan pegawai kebun binatang. Dari tangan merekalah, Lana tumbuh.

Baca juga : Postcart From The Zoo tayang di Solo, Khusus 18+

Seringnya berinteraksi dengan hewan dan para pelatihnya, Lana dewasa sangat memahami tentang sifat, karakteristik, bahkan sejarah hewan yang ada di kebun binatang. “Jerapah adalah binatang paling anggun di dunia. Kaki dan lehernya yang tinggi jadi lambang keanggunan,” kata dia.

Fase baru dalam kehidupan Lana bermula saat ia bertemu dengan pesulap yang berdandan ala koboi. Perjumpaannya dengan si koboi membuat Lana menemukan kehidupan barunya di luar pagar kebun binatang. Sebuah kehidupan “alam liar” di tengah belantara Ibukota.

Salah satu penonton Postcard from the Zoo, Aref Setyawan, mengatakan, ia tertarik menonton karena film ini mendapat banyak prestasi. Namun, karena film ini punya kandungan absurditas tinggi, membuat otaknya berputar untuk menemukan esensinya. “Tapi di satu sisi saya jadi bisa tahu tentang karakteristik binatang,” ungkapnya.

Programmer Acara Kisi Kelir, Zen Al Ansory, mengungkapkan, dari pemutaran ini Kisi Kelir ingin memberikan suguhan baru – sekaligus referensi – kepada penikmat film di Kota Solo. Rencananya, Kisi Kelir bakal memutar film-film alternatif setiap dua minggu sekali.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Solo Menari 2025 Hadirkan Pertunjukan Tari 60 Grup di Balaikota Solo

Soloevent.id - Kota Solo kembali menggelar acara Solo Menari pada 29 April 2025. Tahun...

Empat Keraton dan Penari 24 Jam Tampil Memukau di Hari Tari Dunia 2025 Kampus ISI Surakarta

Soloevent.id - Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menggelar acara 24 Jam Menari. Acara ini...

Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI) Gelar 24 Jam Menari Libatkan 1.500 Penari

Soloevent.id - Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI) akan menggelar kembali acara 24 Jam Menari...

More like this

Meet & Greet Film Ambyar Mak Byar di Solo Paragon Mall

Soloevent.id - Kesuksesan film Ambyar Mak Byar tidak hanya ditandai dengan antusiasme penggemar yang...

Tayang Januari 2025, Film Ambyar Mak Byar Pilih Kota Solo Sebagai Lokasi Syuting

Soloevent.id - Film lokal bertajuk Ambyar Mak Byar dengan sutradara Pugus P. S Admaja...

Kota Solo Menjadi Lokasi Pembuatan Film Air Mata di Ujung Sajadah

Soloevent.id - Film Air Mata di Ujung Sajadah mulai tayang serentak di bioskop Indonesia...