Soloevent.id – Minggu (28/2/2016) jadi hari besar bagi Down For Life beserta para rakyat metalnya yang biasa disebut dengan Pasukan Babi Neraka. Di tanggal itu, band asal Kota Solo itu menggelar sebuah hajatan tahunan bernama Pesta Partai Barbar.
Di setiap edisi, Down For Life selalu membungkus pestanya dengan kejutan-kejutan. Penyelenggaraan edisi ketiga ini, kuintet metal tersebut mengundang lima musisi lintas generasi dan aliran musik untuk berkolaborasi.
Baca juga : Band-band Muda Beradu Panggung dengan Seniornya di Pesta Partai Barbar 2016
Malam itu, usai menghentak dengan dua lagu pembuka, “Pesta Partai Barbar” dan “One Town One Crown”, Down For Life mulai menaikkan para tamu agungnya ke atas panggung. Vokalis KM Zero Nine, Umbulsari, menjadi tamu pertama yang diundang Down For Life. Band yang terbentuk pada 1999 itu seperti terbang ke era awalnya saat masih memainkan hardcore. Bersama Umbul, Down For Life membawakan lagu klasik milik Hatebreed, “Last Breath”.
Drummer band Spider-G, Dear, jadi tamu kedua. “Siapa bilang drummer cewek tidak bisa memainkan metal?” kata vokalis Down For Life, Stephanus Adjie, sesaat sebelum memainkan “Village to Privilege”. Memakai kaos bertuliskan “Tribun Ijo Pojok Lor”, Adjie mempersembahkan lagu tersebut kepada Pasoepati. “Lagu ini adalah penghargaan bagi Pasoepati yang tetap mendukung Persis Solo walaupun di Indonesia tidak ada kompetisi,” katanya.
Musisi wanita kembali Down For Life hadirkan. Di lagu “Menuju Matahari”, Down For Life mengajak vokalis-gitaris Jungkat-Jungkit, Safina Nadisa. “Beberapa tahun lalu Makam [band black metal Solo] main di Malaysia. Kami pun pernah diundang tampil di sana dan Singapura. Tahun ini duo Jungkat-Jungkit akan bertandang ke India. Selain perform, mereka akan syuting sinetron India,” candanya.
Pesta semakin meriah saat Down For Life menghadirkan seorang musisi senior di panggung. “Dia dan band-nya pernah mengharumkan nama Kota Solo di kancah musik rock nasional,” ujar bassist Down For Life, Ahmad “Jojo” Ashari. Dia adalah Didik Ermas, eks pembetot bas band Kaisar.
Didik memasuki panggung dengan wajah sumringah. Sebelum menunjukkan performanya, Didik terlebih dulu menyapa para metalheads. “Lebih dari seratus panggung yang saya jalani, baru kali ini saya menyanyi di hadapan metalheads Solo,” tuturnya.
Ya, malam itu Didik tidak tampil membetot bas. Dia berduet bersama Adjie membawakan lagu paling hits milik Kaisar, “Kerangka Langit”. Berdandan layaknya Angus Young dari AC/DC, Didik yang tak lagi muda tetap lincah di atas panggung. Dari ekspresi mukanya, Didik terlihat sangat menikmati malam itu.
Musisi terakhir yang Down For Life hadirkan merupakan sahabat lama mereka yang juga menjabat sebagai gitaris band Siksa Kubur. Dia adalah Andre Tiranda. Mereka berkolaborasi di lagu “Prosa Kesetaraan”. Shredding yang dimainkan Andre di lagu ini menjadi bukti bahwa ia layak menjadi salah satu gitaris metal ternama di Indonesia.
Kemeriahan Pesta Partai Barbar ditutup oleh “Pasukan Babi Neraka”. Sisa-sisa energi para metalheads ditumpahkan di lagu ini. Para kru Down For Life tak ketinggalan merayakannya dengan tampil bersama di atas panggung.
Pesta telah usai. Dan mari menantikan kejutan-kejutan apa yang bakal Down For Life suguhkan di Pesta Partai Barbar edisi keempat.