Kamu tahu opak angin, es tip-top, atau arum manis? Mungkin bagi generasi sekarang sudah agak asing dengan makanan-makanan tradisional itu, karena sudah jarang ditemui. Apa jadinya makanan-makanan yang nostalgic itu dihadirkan di Hotel berbintang empat?
Menarik! Selama dua hari, Senin-Selasa (7-8/12/2015), The Sunan Hotel Solo memunculkan lagi aneka penganan itu dalam Traditional Culinary Festival 2015.
Tak hanya tiga jenis yang disebut di atas. Total ada 30 kuliner tradisional yang dihidangkan, antara lain sate kere, gempol pleret, pecel ndeso, cabuk rambak, dan lain-lain.
Event yang digelar untuk menyemarakkan HUT ke-8 The Sunan Hotel Solo ini, disajikan lengkap dengan penjual aslinya. Walaupun digelar di hotel, tetapi harga yang ditawarkan sama seperti hari-hari biasanya.
Retno Wulandari, mengatakan selain memeriahkan HUT ke-8 The Sunan Hotel, Traditional Culinary Festival 2015 juga jadi program corporate social responsibility (CSR) hotel berbintang empat itu.
“Kami juga akan memberikan donasi kepada pedagang yang datang. Semua yang ada di sini adalah kuliner langka. Pemilihannya pun sudah diriset oleh kami,” jelasnya saat ditemui Soloevent.
Acara talkshow juga diselenggarakan untuk memeriahkan gelaran yang telah memasuki edisi keempat ini. Talkshow dengan topik “Kuliner Tradisional Dulu, Kini, dan Esok” itu menghadirkan dua pembicara yakni Heri Priyatmoko (akademisi) dan Nisada Warih (Putri Solo 2015).
Traditional Culinary Festival 2015 bertempat di Koridor Kono Room dan Area Pool The Sunan Hotel Solo. Acara dihelat dari jam 15.00 hingga 18.00 WIB. Lihat juga atmosfir Traditional Dessert Festival tahun lalu.