Di tiap tahunnya, Solo International Performing Art (SIPA) selalu mempunyai maskot. Jika 2014 lalu Tunku Atiah – putri Malaysia berdarah Mangkunegaran – dipilih sebagai maskot, maka di tahun ini seniman tari asal Kota Solo bernama Fajar Satriadi didaulat sebagai maskot SIPA 2015.
Di malam pembukaan SIPA 2015, Kamis (10/9/2015), Fajar dan Sanggar Semarak Candra Kirana akan menampilkan sebuah pertunjukan tari berjudul “Gula Klapa Mandala”. Dalam jumpa pers, pria yang memulai karir dari pentas tari “On and On” pada 1990 itu, mengatakan “Glupa Klapa Mandala” adalah perwujudan cinta kasih kepada manusia, alam, dan Tuhan.
“Gula kelapa menjadi bendera Kerajaan Majapahit. Warna merah dan putih dipilih sebagai lambang dari sperma dan darah. Jika ditarik lebih luas lagi, itu menyimbolkan spiritualitas yang baik dan kesuburan alam. Dari tarian tersebut saya mengajak penonton untuk menjaga hubungan antarmanusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan,” jelas Fajar Satriadi, Selasa (8/9/2015), di Hotel Aziza.
Selain tarian pembuka, lulusan S2 Institut Seni Indonesia (ISI) Solo itu juga bakal menampilkan sajian tari yang berjudul “Suara Angin”. Karya ini pernah dipentaskan Fajar di Jepang, beberapa waktu yang lalu. Tarian tersebut terinspirasi oleh suara angin yang “bernyanyi”. Suaranya bak raksasa yang sedang mendengkur.
Nah, karya-karya Fajar Satriadi dan delegasi-delegasi dalam dan luar negeri, bisa dinikmati di SIPA 2015, yang akan digelar di Benteng Vastenburg, Kamis-Sabtu (10-12/9/2015).