Sebuah brand akan terlihat bernilai ketika mempunyai daya pikat tinggi. Bagi suatu produk, membuat orang jatuh cinta kepadanya ibarat tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu strategi-strategi khusus agar brand banyak dikenal dan dikonsumsi khalayak luas.
Berkenaan dengan itu, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (HIMAKOM FISIP UNS) Surakarta mengadakan Seminar Kreatif Nasional dengan tajuk “Brandstorm”, Rabu (26/3/2015) di Ruang Seminar FISIP UNS.
Kegiatan yang merupakan rangkaian acara Creation Festival #3 itu menghadirkan dua pembicara dari agensi-agensi komunikasi terkemuka di Indonesia, yakni Sarah Diana Oktavia (Senior Copywriter Saatchi & Saatchi Idonesia) dan Indira Abidin (Associate Director Fortune PR)
Sarah menuturkan bahwa dalam proses creative branding, Ada 3 Cara branding produk agar produk kita disukai masyarakat.
Pertama, connect emotionally. Kedekatan emosional antara konsumen dan produk dapat menimbulkan loyalty beyond reason. “Kita bisa belain satu brand, walaupun kita tidak dibayar,” jelasnya. Ia menambahkan, walaupun barang tersebut mahal, tapi jika sudah ada kecintaan, konsumen tidak akan ragu untuk membelinya.
Kedua, be true. Brand harus jujur terhadap apa yang dijual. Ketiga, be unique. Produsen harus pintar dalam memunculkan keunikan brand-nya. Pengemasan iklan maupun tampilan produk yang unik, dapat menonjolkannya di antara produk-produk sejenis yang ada di pasaran.
Di kesempatan itu dibahas pula city branding. Dalam pemaparannya, Indira mencontohkan kehebatan Dinas Pariwisata Queensland, Australia, yang membuat program “The Best Job in the World: Island Caretaker” guna mempromosikan Great Barrier Reef.
Dari studi kasus itu, Indira menarik kesimpulan bahwa ada langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mempromosikan kota. Di antaranya adalah kerjasama antarpihak lokal, pengiklanan, hubungan dengan media, kerjasama dengan agensi dari berbagai negara dan organisasi-organisasi terkai, promosi secara daring, serta advokasi.