Wednesday, June 11, 2025
spot_img
HomeMusik‘Ritual’ Rock In Solo Berlanjut

‘Ritual’ Rock In Solo Berlanjut

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

‘RITUAL’ ROCK IN SOLO BERLANJUT-post

Siang itu, Firman “Bolie” Prasetyo menerangkan, ada suatu momen ketika ia dan rekan-rekannya dari Down For Life, ngobrol bersama personil Superman Is Dead, Navicula, dan beberapa scenester Bali, di sebuah kafe di Kuta. Dalam perbincangan itu, sempat terucap keirian pegiat skena Pulau Dewata terhadap Solo. “Gila ya, kota sekecil Solo, bisa punya acara segede Rock In Solo,” ucap Bolie menirukan salah satu omongan.

Tidak bisa dipungkiri, kota berpenduduk kurang lebih 563.659 jiwa ini, telah masuk ke dalam percaturan metal dunia, dengan menggelar hajatan bertaraf internasional yang mendatangkan band-band luar negeri. Tidak hanya nama-nama beken mancanegara saja yang diundang, musisi domestik pun turut diajak untuk menghentak pergelaran tahunan bernama Rock In Solo (RIS).

Dalam sesi bincang-bincang santai “Merayakan Satu Dekade yang Penuh dengan Pembangkangan” di Ruang Seminar FISIP UNS, Selasa (30/9/2014), Bolie mengutip pernyataan salah satu penggagas Hammersonic Festival, sebuah event metal besar di Tanah Air. Ia berkata bahwa, “Hammersonic ada karena Rock In Solo.”

Dalam sesi obrolan yang diprakarsai oleh Komunitas Musik FISIP (KMF) itu, para pembicara menguraikan bahwa RIS yang bermula dari acara musik, seiring berkembangnya usia telah menjadi entitas baru di Kota Bengawan.  “Jika berbicara Solo, tidak hanya keraton, nasi liwet, batik, tapi ada juga RIS di sana,” terang Bolie selaku Dewan Jenderal Divisi Media dan Propaganda. Ini tak lepas dari banyaknya metalheads dari seluruh penjuru Indonesia yang hadir di gelaran tahunan itu, sehingga nama RIS telah termahsyur di segala pelosok negeri.

Beragamnya karakteristik metalheads yang hadir, menyebabkan event yang bakal diselenggarakan pada 11 Oktober 2014 mendatang ini, menurut Adia Prabowo selaku MC RIS 2014, telah menyebabkan perhelatan tersebut berkembang dari bersenang-senang menjadi “ritual”. Mereka semua berkumpul, menikmati musik kesukaan, headbang, moshing, tanpa mempertimbangkan identitas agama dan kesukuan.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Soloraya Great Sale 2025, Event Wisata Paling Menarik untuk yang Suka Belanja

Soloevent.id - Tidak lama lagi, event besar bertajuk Soloraya Great Sale (SGS) akan di...

Menjelma Jadi Soloraya Great Sale, SGS 2025 Mencakup Wilayah Yang Lebih Luas

Soloevent.id - Untuk pertamakalinya, pada tahun ini penyelenggaraan Solo Great Sale (SGS) akan mencakup...

Satu Dekade Kirab Bhinneka Gandekan 2025 Simbol Keberagaman Budaya Kelurahan Gandekan

Soloevent.id - Kirab Bhinneka Gandekan kembali digelar di Kelurahan Gandekan Solo, Minggu (1/6/2025). Event...

More like this

Konser Laras Hati Mangkunegaran: Memperkuat Anak Muda dengan Budaya

Dalam rangka peringatan hari jadi ke-268 Mangkunegaran, konser musik Laras Hati Mangkunegaran digelar di...

Perkuat Peran Lokananta, Danareksa Luncurkan Album Kompilasi Bintang Muda Lokananta Vol.1

Soloevent.id - PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa melalui PT Perusahaan Pengelola Aset...

Konser Om Lorenza Ramaikan Acara Semarak Kreasi Ramadan di Pasar Jongke

Soloevent.id - OM (Orkes Melayu) Lorenza tampil menghibur warga solo di Halaman Pasar Jongke,...