Beberapa kali pesawat Cessna mengitari Stadion Manahan sambil membawa spanduk bertuliskan “Friendship & Professionalism”, sebelum upacara pembukaan World Military Parachuting Championship (WMPC) 2014 dimulai.
Memang, perdamaian dunia melalui ranah olahraga, sering didengungkan oleh Conseile International du Sport Militaire (CISM), atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Dewan Olahraga Militer Internasional, melalui motto “Friendship Through Sport” dan “Game for Peace”.
Melalui Kejuaraan Dunia Terjun Payung Militer ke-38, yang bertempat di Solo, isu tersebut kembali disebarkan. Dalam kata sambutannya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, berharap dengan diselenggarakannya WMPC, akan mewujudkan perdamaian di segala penjuru.
“Kompetisi ini merupakan manifestasi untuk mewujudkan tatanan perdamaian dunia,” ujarnya, Jumat (19/9/2014). Ia menuturkan pula, event tahunan itu dapat menjembatani interaksi antar peserta. Sehingga jika komunikasi terbangun, dapat menjadi ajang sharing pengalaman antar negara. “Segenap peserta dapat mengidentifikasi masalah untuk menyiapkan kekuatan dalam membangun kedamaian dunia,” katanya.
Diikuti 406 atlet dari 42 negara, menurut Jenderal Moeldoko di lain sesi, hendaknya para peserta bisa mengesampingkan unsur politis, dan lebih konsentrasi di olahraga saja, dengan menjunjung semangat spotifitas. Ini terjadi lantaran beberapa negara yang turut berpartisipasi, masih terlibat konflik bilateral, seperti contoh Korea Selatan dan Korea Utara. “Melalui acara ini, diharapkan dapat mencairkan hubungan antarnegara. Karena olahraga, di luar ranah politik,” tandasnya.
World Military Parachuting Championship (WMPC) 2014 dilangsungkan dari 17-27 September 2014. Kompetisi tahunan ini akan mempertandingkan tiga nomor, yakni Accuracy (ketepatan mendarat), Style (gaya), dan Formation Skydiving (kerjasama di udara). Titik pendaratan dilakukan di tiga lokasi: Stadion Manahan, Alun Alun Selatan, dan Lanud Adi Soemarmo. Acara ini terbuka untuk umum.