Sebuah harapan tak jauh singgah dari acara yang akan digelar, apalagi bila acara tersebut sudah memasuki usia cukup dewasa. 6 tahun keberjalan Solo City Jazz tak juga mengetuk hati pengusaha-pengusaha Kota Solo untuk ikut andil dalam acara Jazz nomor satu di solo ini. Wenni Purwanti, wanita kelahiran solo yang tinggal di Jakarta ini menceritakan jatuh bangunnya SCJ dalam 6 tahun belakangan. “Harapan paling besar SCJ dapet sponsor, selama ini nyari sponsor luar biasa susahnya. Terutama pengusaha solo, saya katakan “NOTHING”, semua sponsor datangnya dari Jakarta” ucapnya saat ditemui tim soloevent di Pose In Hotel.
“pengusaha solo jangankan diminta jadi sponsor, diminta bantu, istilahnya recehan, jadi donatur aja untuk ini, aneh gak ada, gak ada uang, aneh bin ajaib menurut saya, ini kan buat memajukan kota solo, kota mereka juga !!” ucap Wenni. Kota yang dicanangkan sebagai kota festival ini memang sangat gencar dalam memajukan serta mengahdirkan berbagai macam acara festival, salah satunya SCJ ini.
Tak hanya ditolak dan diabaikan saat mengajukan sponsorship untuk SCJ, harga yang ditawar juga menghadiri permintaan sponsor dari panitia. “misal saya nawarin bikin bazar 2 hari 500 ribu, untuk dapet space untuk nyewa listrik, tenda, partisi, bayarkan?, ditawar sama perusahan besar, sampe saya bilang gini, mau berapa ? mau gratis, itu jabatannya gila gila” Ucap Wenni dengan kesalnya. Kekesalan wenni selaku ketua pelaksana terungkap, menurutnya sponsor yang peduli oleh acara ini kebanyakan justru datang dari Ibu Kota, lalu kemana perusahaan yang hidup di Solo ?
Sebagai masyarakat awam tak banyak yang bisa dilakukan untuk mensukseskan acara SCJ 2014 ini, namun sebuah pesan yang diungkapkan Wenni selasa sore harusnya mampu membuat anda sebagai masyarakat solo tergugah. “pesannya, mereka tuh gak perlu untuk merasakan keluh kesah kami nikmati aja apa yang kami suguhkan, dengan antusias dateng, menikmati acara dari awal sampai akhir, itu sebuah kepuasan untuk kami” ucap Wenni.