Solo Batik Carnival memberikan kesan tersendiri bagi para penikmatnya. Tidak hanya para penikmat seni, namun masyarakat umum yang tidak punya interest tentang senipun juga terpikat. Mereka berbondong-bondong melihat kemegahan dibalik Wonderful Majestic Treasure. Ribuan warga Solo mulai jam 2 sore sudah berdiri menunggu kedatangan arak-arakan costum batik yang di rancang unik dengan tambahan-tambahan mote yang berkilau dan makeup mencolok.
Lalu apa komentar mereka tentang Solo Batik Carnival?
Tak sekedar masyarakat Solo, seorang mahasiswa asal Brawijaya Malang, Dinda sebut saja namanya demikian. Gadis ini rela datang jauh-jauh dari Jawa Timur hanya untuk menyaksikan Solo Batik Carnival. “Kalo di Malang, ada sih acara kayak gini. Tapi sepi penonton dan acaranya seharusnya 1 minggu ini hanya 1 hari. Kurang menarik lah, jadi membosankan gitu” Ujar mahasiswa semester 6 ini. “pokoknya harus balik lagi ke Solo” katanya dengan ekspresi senang. Tak di sangka, dengan adanya Solo Batik Carnival ini solo mampu menarik orang-orang luar Kota.
Komentar lain datang dari Risna, 27 tahun, asal Bandung. “Tak bela-belain cuti lho mbak cuman buat liat SBC.” Wanita 27 tahun ini rela dimarahin bosnya hanya untuk melihat Solo Batik Carnival.
Lalu komentar selanjutnya datang dari penjual cilok. Pesona Solo Batik Carnival memang tidak ada duanya. Lewat event ini Sutarno, 34 Tahun penjual cilok yang jualan didepan MAN 2 Solo berkomentar, “Kalau ada event seperti ini, biasanya pendapatannya lebih banyak dua kali lipat. Apa lagi waktu nunggu pesertanya keluar, kan pada laper. Makanya banyak yang pengen jualan disini.”