Pada pertengahan tahun lalu, Ia pernah datang ke Balai Soedjatmoko untuk mengutarakan keinginannya mengadakan pentas dan pertunjukan seninya. Ia begitu berhasrat untuk mewujudkannya karena menurutnya gedung ini begitu bergengsi. Bak gayung bersambut, pihak Balai Soedjatmoko pun mengizinkannya. Setelah sepakat kedua pihak menentukan waktu antara tahun 2014. Namun belum juga sampai pada hari yang dinantikannya itu, Ia sudah dipanggil yang Maha Kuasa. Ialah seniman dan pedalang nyentrik asal Tegal yang bermukim di Solo, Slamet Gundono.
Slamet gundono meninggal 4 januari lalu lantaran komplikasi penyakit yang dideritanya.ia meninggalkan banyak cerita dan juga mewariskan karya seni yang bagus dan unik. Juga mimpi-mimpi yang belum pernah terwujud. Namun pada april ini, akhirnya salah satu mimpinya yang ingin menggelar pentas di Balai Soedjatmoko diwujudkan oleh kawan-kawan sesama senimannya. “Pertunjukan Manuk Nasirun dan Foto Jagat Slamet Gundono” yang berisi rangkaian acara berlangsung antara 23-30 April sebagai PERINGATAN SERATUS HARI SANG WAYANG SUKET. Berbagai foto tentang Slamet Gundono dipajang mulai dari aksinya saat mementaskan wayang suket maupun kegiatan seni laiinya. Gedung impian sang dalang nyentrik dihiasi karya wayang suket yang terkenal itu.
Pagelaran wayang dengan lakon judul “tresna Ora Kudu Ngelarani” dipentaskan pada pembukaan pameran ini, sedangkan acara ini ditutup oleh pertunjukan musik dan tarian dengan judul Urip Kang Nguripi. Lagu karya Slamet Gundono yang Berjulu Aja Isin-Isin akan dilantukan kembali pada malam penutupan. Di lokasi pagelaran juga dijual buku karya Almarhum dan beberapa aksinya saat mendalang yang berbentuk DVD.