Menikmati Malam Yang Syahdu Bersama Payung Teduh

1113

MENIKMATI MALAM YANG SYAHDU BERSAMA PAYUNG TEDUH

Walaupun tak ada bintang, langit malam yang menjadi atap Pamedan Pura Mangkunegaran malam itu tetap cantik. Bulan bundar memancarkan pesonanya berpadu dengan angkasa gelap yang cerah. Suasana bertambah syahdu saat empat orang pria yang menamakan diri mereka sebagai Payung Teduh, tampil di atas panggung Artefac UNS 2015.

Dengan gitar di tangan, Mohammad Istiqamah Djamad (vokal, gitar) menyapa para penonton. “Kita mulai dari yang slow-slow dulu aja, ya?” Sebuah tembang dari album pertama mereka, “Kita Adalah Sisa-Sisa Keikhlasan yang Tak Diikhlaskan”, tampil sebagai awalan. Nuansa melankolis semakin berlanjut saat band yang dibentuk pada akhir 2007 itu melantunkan “Berdua Saja” dan “Ku Cari Kamu”. Angin yang semilir dan part-part gitar melodius Is (sapaan Mohammad Istiqamah Djamad) di dua lagu itu, berhasil menjadi perpaduan yang eksotis.

“Malam ini seru, ya? Anginnya cocok. Saking dinginnya, gitar gua gampang berubah. Kalau kalian lagi dingin, jangan berubah, ya. Ntar kayak kerupuk,” tutur Is dengan senyum yang tersungging.kepada penonton. “Lagu ini jarang kami bawakan. Terakhir dimainkan waktu Java Jazz Festival kemarin. Itupun karena ada yang request,” tuturnya sebelum mengawali “Di Ujung Malam”.

Pada lagu kelima dan keenam, grup yang mengawali karir dari seni teater ini membawakan dua lagu hits-nya, “Untuk Perempuan yang Sedang di Pelukan” dan “Resah”. Kocokan ukulele yang dimainkan Ivan Penwyn di nomor  yang disebut di awal, menambah manis track yang berasal dari album Dunia Batas itu.

Saking populernya lagu-lagu tersebut, koor massal terjadi. Is beberapa kali rela memberikan departemen vokal kepada penonton. Layaknya seorang konduktor, ia terlihat mengomando penonton agar lebih keras bersuara. Is, Ivan, Alejandro Saksakame (drum), dan Aziz Kariko (contrabass), kembali melanjutkan repertoar dengan “Rahasia”, dan tembang bernafas keroncong “Angin Pujaan Hujan”.

Usai memainkan dua nomor itu, Is kembali mengeluarkan candaannya. “Jangan terlalu serius lah,” selorohnya. Pria berambut ikal ini kemudian melanjutkan, “Bayangin kalau kami main di halaman rumah lo. Terus kita bikin bubur Manado. Kapan-kapan gitu, yuk,” tutur Is yang diiyakan oleh penonton. Ucapan Is itu kemudian memudar, digantikan suara terompet Ivan yang disambung dengan petikan patah-patah Is sebagai awalan “Menuju Senja”.

Sembilan tembang yang dinyanyikan Payung Teduh dalam konser Minggu (8/3/2015) malam itu digenapi lewat “Tidurlah”. Lagu bernuansa melankolis tersebut menjadi akhir repertoar mereka dalam Closing Ceremony Artefac UNS 2015, sekaligus pembuka bagi tampilnya sang headliner, Sheila On 7.