Kisah Kawin-Cerai Barabah Part I

963
KISAH KAWIN-CERAI BARABAH PART I

KISAH KAWIN-CERAI BARABAH PART I

Sebuah rumah dengan pendekatan sugestif realis, berdiri di tengah Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Solo, Kamis (17/12/2015). Sebuah naska berjudul “Barabah”, karya Motinggo Busye tersaji. Pandangan penonton terpusat di ruang tamu. Di sana, sepasang suami-istri larut dalam obrolan rumah tangga.

“Aku sudah tahu, Bah, umurku tinggal beberapa tahun lagi. Kalau nanti aku mati, kamu jadi janda muda. Di luar sana, masih banyak lelaki yang suka sama kamu. Kalau kamu dibribik gimana?” ujar Bani kepada istrinya, Barabah. Tawa penonton pecah ketika dialog itu dilafalkan.

Urusan cinta kadang tidak mengenal batas usia. Di usia senjanya, Banio (diperankan Adhimas Setya) mempersunting seorang perempuan muda berama Barabah (diperankan Amirul Nissa). Usut punya usut, ternyata sebelum Barabah, Banio telah menikahi sebelas wanita. Namun, bahtera rumah tangganya tidak pernah mulus.

Itulah yang ditakutkan Barabah, siapa tahu kebiasaan lama suaminya tersebut “kumat”. “Minggu lalu katanya bapak mau kawin lagi!” kata Barabah dengan menggerutu. Melihat kekhawatiran istrinya, Banio coba meyakinkan. “Minggu lalu aku cuma bercanda. Aku sudah janji, aku nggak bakal kawin lagi,” kata dia. Usai dijelaskan — dan sedikit dibumbui rayuan gombal, kekhawatiran Barabah akhirnya bisa diredam.

Saat Banio pergi mencabuti ladang ilalang, seorang perempuan muda mencarinya ke rumah. Ia disambut Barabah dengan ketus. Barabah beranggapan, kalau wanita muda itu adalah istri teranyar suaminya. Apalagi saat bertamu, perempuan bernama Zaitun (diperankan Fellyana Vinda) itu membicarakan takhayul yang menyiratkan pernikahan. Saking cemburunya, Zaitun diusir oleh Barabah.

Sesaat setelah mencabuti ilalang, Banio diinterogasi istrinya. Barabah marah karena si suami lalai terhadap janjinya. Pertengkaran terjadi. Tetapi lagi-lagi Banio berhasil mendinginkan emosi Barabah. “Istri-istriku yang dulu nggak ada yang berterus terang denganku, seperti kamu ini,” ujar Banio. Karena merasa tidak enak hati, Barabah ingin minta maaf kepada Zaitun, dengan menyusulnya ke stasiun.

Kemudian datang lagi seorang tamu. Kali ini laki-laki. Adibul namanya. Ia seorang kusir. Ia kepengen bertemu Banio. Sejak kedatangannya, Barabah sudah mengusirnya. Barabah tidak mau ambil resiko karena takut fitnah, serta ia telah dipesani suaminya supaya tidak menerima tamu lelaki, di saat Banio pergi. Tetapi karena sedang frustrasi, Barabah mengingkari perjanjian itu.  To be continued Kisah Kawin-Cerai Barabah Part II