Soloevent.id – Semenjak hadir di belantika musik Indonesia, Barasuara dikenal sebagai band yang mempunyai aksi panggung energik. Malam itu pun mereka mempertontonkannya. Mengenakan kaos lengan panjang merah muda bertuliskan “Lincah”, Gerald Situmorang tak henti-hentinya mengeksplorasi panggung. Begitu juga dengan dua biduan Barasuara, Asteriska dan Puti Chitara, mereka selalu menari-nari di setiap lagu.
Energi yang diletupkan para personel Barasuara menular ke penonton. Mereka ikut menggoyangkan badan dan ber-sing along. Setelah “Tarintih”, Barasuara mengajak penonton bersantai sejenak di lagu bernuansa rock padang pasir nan kontemplatif, “Taifun”.
Malam itu Barasuara tetap menunjukkan performa terbaiknya walaupun sang penggebuk drum utama, Marco Steffiano, berhalangan hadir. “Marco enggak bisa datang. Ia sedang sakit soalnya hidungnya belum selesai dioperasi plastik,” canda Iga. “Malam ini kami dibantu adik kandungnya, Enrico,” sambungnya. Sebelum membawakan “Sendu Melagu”, Iga sempat bercanda dengan memainkan intro “Friday I’m in Love” milik The Cure.
Seluruh lagu di album Taifun disuguhkan Barasuara dalam konser April Mop: Music on the Park. “Menunggang Badai”, “Api dan Lentera”, serta “Bahas Bahasa” menjadi tiga lagu terakhir yang dibawakan mereka. Dua lagu yang disebutkan di akhir menjadi momen klimaks perjumpaan perdana para fans dengan sang idola. Sisa energi yang dipunyai penggemar dihabiskan di dua nomor itu dengan bernyanyi bersama dan berjingkrak-jingkrak.
Para fans Barasuara di Kota Solo dan sekitarnya sepertinya tak perlu menunggu waktu lama untuk menyaksikan kembali aksi sang idola. Sebelum mengakhiri penampilannya, Iga Massardi menyampaikan kabar gembira. Ia mengatakan bahwa Barasuara bakal bertandang lagi ke Kota Solo pada Mei mendatang. “Terimakasih, Solo. Sampai jumpa di tanggal 10 Mei di konser Taifun,” pungkasnya.