Atas Dedikasinya, The Sunan Hotel Beri Penghargaan Djudjuk “Srimulat”

793
the sunan hotel beri penghargaan djujuk srimulat_

the sunan hotel beri penghargaan djujuk srimulat_

Sebuah bingkai foto Djuduk Djuwariah terpampang di sebelah kiri panggung. Di sampingnya berdiri manekin yang berbusanakan kebaya hitam berselempang selendang merah, dengan bawahan berupa kain jarit motif parang. Hiasan tersebut melengkapi setting panggung yang dibentuk layaknya rumah R.A. Kartini di Rembang.

Ya, dalam acara Fashion & Luncheon: Tribute to Kartini yang diadakan oleh The Sunan Hotel Solo, Jumat (17/4/2015) di Wiryowidagdo Ballroom, sosok yang berpulang pada 6 Februari 2015 lalu itu mendapatkan penghargaan “The Sunan Hotel Solo Grand Honour”. Apresiasi tersebut diberikan sebagai penghormatan atas dedikasi, integritas, dan karya almarhumah semasa hidupnya.

Penghargaan tersebut diberikan secara simbolis oleh General Manager The Sunan Hotel, Mustafa Rahmatono kepada keluarga Djudjuk, yang diwakili oleh anak ketiganya, Mia Permata. Ditemui usai acara, Mustafa Rahmatono menerangkan terdapat hubungan emosional antara pihaknya dengan Djuduk. “Kontribusi Ibu Djujuk di dunia seni budaya begitu besar. Semasa hidupnya pula, beliau selalu men-support acara kami. Beliau kerap hadir di acara fashion show yang kami gelar,” tuturnya.

Istri Teguh Slamet Rahardjo itu memang dikenal sebagai ikon fashion. Saat manggung bersama grup Srimulat, Djudjuk sering mendapatkan peran sebagai bangsawan. Untuk itulah ia mengenakan kebaya kutu baru, lengkap dengan kain jarit dan sanggul. Bahkan, pedagang batik Pasar Klewer kerap menjuluki motif jaritnya sebagai “Parang Djudjuk”.