Thursday, November 13, 2025
spot_img
HomeSeni dan Budaya4 Prosesi Khusus dalam Kirab Pusaka Pura Mangkunegaran

4 Prosesi Khusus dalam Kirab Pusaka Pura Mangkunegaran

Published on

- Advertisement -spot_img

Soloevent.id – Menyambut datangnya 1 Sura, Puro Mangkunegaran akan mengirab pusaka-pusakanya. Salah satu event budaya Kota Solo ini akan digelar pada Senin (10/9/2018) jam 19.00 WIB. Kamu yang tinggal di Solo dan sekitarnya bisa langsung datang dan melihat acara kirab Pusaka ini.

Kamu tahu enggak, kirab ini sudah ada sejak Tahun Saka 1555, lo. Tradisi tersebut terus berlanjut hingga kini. Bedanya, prosesi tersebut  sudah jadi event budaya yang bisa ditonton masyarakat umum tapi tanpa mengurangi kesakralan acaranya.

Dalam Kirab Pusaka ini ada beberapa prosesi yang biasa dilakukan. Apa saja?

Tapa bisu

Prosesi ini dilakukan selama berlangsungnya kirab pusaka. Prosesi ini dijalankan dengan penuh kekhusyukan. Setelah acara kirab selesai dilanjutkan dengan tapa bisu dan tirakatan di Pendapa Pura Mangkunegaran mulai tengah malam. Tapa bisu sendiri mempunyai filosofi khusus, yaitu keheningan. Ini sebagai tanda lebih mendekatkan diri kepada yang diatas. Merenungi semua hal yang sudah dilalui.

Membersihkan pusaka dengan air jamasan

Sebelum dikirab, pusaka-pusaka Pura Mangkunegaran akan dibersihkan dulu atau dijamas. Air jamasan biasanya berisi bunga beraneka ragam. Biasanya, air jamasan ini bakal direbutkan oleh warga. Katanya air jamasan dianggap bertuah.

Peserta kirab mengenakan baju adat warna hitam dan berjalan tanpa memakai alas kaki

Dari tanah kembali ke tanah. Itulah alasan kenapa peserta Kirab Pusaka Mangkunegaran berjalan tanpa alas kaki. Selain itu, berjalan tanpa memakai alas kaki bisa membuat peserta kirab merasakan unsur bumi. Sedangkan mengenakan pakaian adat berwarna hitam mencitrakan bulan untuk perenungan.

Pembawa Pusaka Mangkunegaran ditunjuk khusus pihak Puro Mangkunegaran

Pembawa pusaka dalam kirab bukanlah orang sembarangan. Ada suatu kriteria tertentu yang menjadi patokan pihak Puro Mangkunegaran. Namun, karena sakral, tidak bisa diberitahukan kepada masyarakat umum mengenai kriterianya.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

GUMREGAH! Sinema Akhir Tahun #10 ISI Solo: Seruan Bangkit Lewat Karya, Targetkan Panggung Internasional.

Soloevent.id - Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Program Studi (Prodi) Film Institut Seni...

Dekade Kreativitas: Sinema Akhir Tahun ke-10 ISI Surakarta Rayakan Inovasi Film!

Festival Film Sinema Akhir Tahun #10 resmi dibuka hari ini Rabu (12/11) di Teater...

Kirab Hajatan Ageng Jagalan 2025, Merawat Tradisi Budaya dan Angkat Potensi Kelurahan Jagalan

Soloevent.id - Kirab Hajatan Ageng (HAJ) Kelurahan Jagalan kembali digelar di Kelurahan Jagalan, Minggu...

More like this

Kirab Hajatan Ageng Jagalan 2025, Merawat Tradisi Budaya dan Angkat Potensi Kelurahan Jagalan

Soloevent.id - Kirab Hajatan Ageng (HAJ) Kelurahan Jagalan kembali digelar di Kelurahan Jagalan, Minggu...

Kirab Jenazah Paku Buwono XIII Melewati Gapuro Plengkung Gading, Gerbang yang Pantang Dilewati Raja Semasa Hidup

Soloevent.id - Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Susuhunan Paku Buwono XIII (PB XIII)...

Gelaran Hari Wayang Dunia XI, Lengkapi Rangkaian Dies Natalis ke-61 ISI Surakarta

Soloevent.id - Hari Wayang Dunia kembali digelar di Institute Seni Indonesia Surakarta (ISI), Sabtu...