Wednesday, September 10, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaTelur Asin dan Kinang Jadi Tradisi dan Sajian Khas Grebeg Mulud Sekaten...

Telur Asin dan Kinang Jadi Tradisi dan Sajian Khas Grebeg Mulud Sekaten Solo

Published on

- Advertisement -spot_img

Soloevent.id – Momen perayaan Sekaten hingga Grebeg Mulud di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat identik dengan sejumlah pedagang yang menjadi simbol sekaten. Salah satunya yakni pedagang telur asin. Kebanyakan pedagang ini berasal dari luar kota Solo seperti Sukoharjo, Klaten, Boyolali, hingga Sragen.

Salah satu pedagang telur asin, asal Klaten Siti Romlah yang sudah berjualan selama 15 tahun lamanya. Ia setiap tahun selalu berjualan telur asin di Halaman Masjid Agung Surakarta. “Saya sudah berjualan disini sejak anak saya masih kecil. Dulu saya pertama jualan harganya masih 1500 sekarang 1 butir telur harganya 4000. Ya Alhamdulillah ini berkah sekaten bisa laku banyak sehari bisa 200 hingga 300 butir telur terjual. Telur asin ini saya bikin sendiri dengan anak saya, sehari-hari saya juga jualan telur asin di rumah,” ujarnya kepada SoloEvent, Jumat siang (5/9/2025).

Sekaten kerap dijadikan ladang rezeki bagi sebagian orang, selain pedagang telur asin juga ada pedagang kinang. Penjual kinang juga bisa ditemui di halaman Masjid Agung Surakarta. Harga kinang 3.000 rupiah per biji.

Kinang punya filosofi tentang kehidupan. Saat dikunyah, kinang memiliki enam rasa, yaitu pedas, manis, asam, pahit, asin dan getir. Keenam rasa tersebut merupakan simbol dari pengalaman hidup manusia. Kinang selalu ada saat Sekaten. Isian kinang yang berjumlah lima menyimbolkan rukun Islam.

Puncak acara Grebeg Mulud Tahun Dal 1959 Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat digelar dengan arak-arakan sepasang gunungan dari Kori Kamandungan menuju Masjid Agung Solo. Sebelum acara dimulai telah digelar tausiah oleh Haji Sunaryo SNI di Masjid Agung Surakarta dan Upacara adat oleh pihak keraton serta abdi dalem di Sasana Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Acara dilanjutkan dengan arak-arakan sepasang gunungan dari Kori Kamandungan menuju Masjid Agung Solo. Sepasang gunungan tersebut adalah Jaler (laki-laki) dan Estri (perempuan). Gunungan Jaler melambangkan laki-laki. Sementara Gunungan Estri melambangkan perempuan. Keduanya memiliki makna bahwa di kehidupan ini, laki-laki dan perempuan akan berdampingan.

Setelah itu, sepasang gunungan tersebut diperebutkan oleh masyarakat yang turut hadir. Masyarakat percaya apa yang didapat dalam gunungan tersebut menjadi berkah untuk mereka.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

SIPA Mart 2025 Jembatani Promosi dan Jejaring Seni Budaya Global

Soloevent.id - SIPA Mart 2025 kembali sukses digelar di Loji Gandrung Solo, Sabtu (6/09/25)....

Solo International Performing Art (SIPA) 2025 Resmi Dibuka

Soloevent.id - Solo International Performing Art (SIPA) 2025 resmi dibuka dengan seremonial pemukulan kenong...

Festival Payung Indonesia 2025 Angkat Tema Catra Panji

Soloevent.id - Festival Payung Indonesia (FESPIN) 2025 kembali digelar pada Jumat-Sabtu (5-7/9/2025) di Taman...

More like this

SIPA Mart 2025 Jembatani Promosi dan Jejaring Seni Budaya Global

Soloevent.id - SIPA Mart 2025 kembali sukses digelar di Loji Gandrung Solo, Sabtu (6/09/25)....

Solo International Performing Art (SIPA) 2025 Resmi Dibuka

Soloevent.id - Solo International Performing Art (SIPA) 2025 resmi dibuka dengan seremonial pemukulan kenong...

Festival Payung Indonesia 2025 Angkat Tema Catra Panji

Soloevent.id - Festival Payung Indonesia (FESPIN) 2025 kembali digelar pada Jumat-Sabtu (5-7/9/2025) di Taman...